Page 35 - MAJALAH 101
P. 35

Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan Sekolah Olahraga   Sejak tahun 2008­2010 dana APBN untuk sarana dan
            Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor itu.             prasarana vaksin flu burung yang sudah dikucurkan
                                                               besarnya mencapai Rp 916 miliar. Tahun 2008, dari
              BAKN  menyimpulkan  terjadi  penyimpangan  dan  alokasi sebesar Rp 191 miliar, yang terealisasi hanya
            indikasi penyalahgunaan kewenangan dan mengin­     Rp143 miliar. Tahun 2009, alokasinya Rp 488 miliar,
            di kasikan  kerugian  negara  setidaknya  sebesar  Rp  dan terealirasi Rp 300 miliar. Tahun 2010 alokasinya Rp
            243.663.748.370,00 yang merupakan pelanggaran  478 miliar, dan  terealisasi Rp 472 miliar. Tahun 2011
            pasal 34 ayat 1 dan ayat 2 Undang­Undang Nomor 17  alokasi Rp 479 miliar, tapi tidak bisa dicairkan karena
            tahun 2003 tentang Keuangan Negara.                diberi bintang oleh Komisi IX. Dari total dana tahun
                                                               jamak jumlahnya mencapai Rp 1,6 triliun, dan yang
              Negara Dirugikan Rp. 600 Miliar                  direalisasikan hanya 56%­nya atau Rp 916 miliar.
              Masalah lain yang sedang ditelaah oleh BAKN adalah   “Semua prosesnya sudah tidak benar, kenapa hal
            masalah Sarana dan Prasarana Pengadaaan Vaksin Flu  ini bisa terjadi dan dana yang telah disetujui sebesar
            Burung Untuk Manusia. Diduga, akibat adanya kasus  Rp. 2,2 triliun. Akibatnya kerugian negara ditaksir
            yang terjadi di lingkungan Kementerian Kesehatan ini  mencapai  Rp.  600  miliar  lebih.  Dan  yang  lebih
            merugikan negara hingga Rp. 600 miliar. Bahkan, kasus  menyedihkan adalah BAKN sudah melakukan hearing
            ini dianggap sebagai kasus tindak pidana korupsi yang  dengan  Kemenkes  setelah  proses  tender  selesai,
            luar biasa.                                                             namun perusahaan pemenang
                                                                                    tender yang disinyalir bernama
              “Kasus  vaksin  flu  burung                                           Anugrah Nusantara tersebut
            ini bisa jadi  kasusnya lebih                                           tidak ditemukan validitasnya,
            be sar  jika  dibandingkan                                              mestinya  kan  dilihat  dan
            deng an  kasus  Hambalang,                                              dinilai kelayakkannya,” sesal
            karena kasus Hambalang itu                                              Sumarjati.
            sudah  ada  prosesnya  dan
            jalan  penyelidikannya  lebih                                             A k i b a t   k e r u g i a n   d a r i
            transparan, sementara kasus                                             proyek vaksin flu burung ini,
            vaksin flu burung sejak semula                                          BAKN  sudah  memberikan
            sudah tidak benar dan banyak                                            rekomendasi kepada Pimpinan
            ditemukan  penyimpangan,”                                               DPR maupun ke Pimpinan Komisi
            jelas Sumarjati.                                                        terkait, agar penyelidikan kasus
                                                                                    ini segera diteruskan ke KPK.
              Sumarjati  menambahkan,
            penyimpangan yang ditemukan                                               Sumarjati  menambahkan,
            adalah proyek itu dipercayakan                                          aliran dana yang telah mengalir
            kepada  PT  Bio  Farma,  yang                                           ke proyek vaksin flu burung
            notabene  hanya  merupakan                                              mencapai 400 milyar dan dana
            perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bio  yang mengalir ke proyek Hambalang 300 milyar lebih,
            Farma sebagai perusahaan BUMN tidak berhak untuk  maka BAKN meminta agar penelusuran tetap dilanjutkan
            dapat proyek mengelola keuangan negara. Proyek  ke KPK. Namun hingga kini BAKN belum mendapat
            ini tidak ada dalam perencanan Kemenkes, seolah  jawaban atas laporan yang telah disampaikan kepada
            Kemenkes disandera dan “disetir” oleh Bio Farma.   pimpinan Dewan maupun pimpinan Komisi. Adapun
                                                               jawaban yang sudah diberikan hanya jawaban lisan dari
              “Kementerian Kesehatan tidak pernah mengajukan  pimpinan Dewan, yaitu ‘sudah ditindaklanjuti sesuai
            anggaran untuk membangun laboratorium untuk  dengan ketentuan yang berlaku’. Mendapati jawaban
            memproduksi vaksin flu burung. Tetapi dari pihak Bio  yang kurang memuaskan, Sumarjati mempertanyakan
            Farma melobi Badan Anggaran DPR untuk dilanjutkan  kembali jawaban yang diberikan pimpinan Dewan.
            ke Kemenkes. Setelah pengajuan dari Bio Farma
            disetujui dan dana dari Kementerian Keuangan         “Ketentuan yang berlaku itu ketentuan seperti apa?
            sudah cair, baru Bio Farma memberitahukan kepada  Dan yang mana yang dikatakan berlaku? Kenapa kasus
            Kemenkes,” jelas Sumarjati.                        yang merugikan negara ini tidak diteruskan ke pihak
                                                               penegak hukum seperti KPK,” tegas Sumaryati.
              Mestinya,  tambah  Sumarjati,  Kemenkes  yang
            meng ajukan anggaran dan mendapatkan dana dari       Anggota Komisi VIII ini juga menyesalkan, setelah
            Kemenkeu.  Namun  kenyataannya  Kemenkes  tidak  penegak hukum menetapkan status tersangka kepada
            pernah  mengajukan  anggaran,  malah  ada  dana  salah satu pimpinan proyek vaksin flu burung yaitu
            “nyelonong” untuk proyek vaksin flu burung.        pejabat eselon dua dari Kemenkes, ternyata belum




                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40