Page 24 - MAJALAH 212
P. 24
LEGISLASI
RUU KIA Upaya Negara Wujudkan
Generasi Berkualitas
Rancangan Undang Undang Kesejahteraan Ibu dan Indonesia mencapai 21,9 juta
Anak (RUU KIA) pada 30 Juni 2022 lalu resmi menjadi keluarga. Hal tersebut diperkuat oleh
RUU inisiatif DPR. Pengesahan usulan tersebut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)
Tahun 2021 yang menyatakan angka
dilakukan dalam Rapat Paripurna usai sembilan fraksi prevalensi stunting di Indonesia
di DPR menyampaikan pandangannya. sebesar 24,4 persen. Padahal,
pemerintah mempunyai target untuk
menurunkan prevalensi hingga 14
UU ini sempat hadirnya RUU ini adalah untuk persen pada tahun 2024.
menimbulkan menekan angka stunting yang saat ini Anggota Badan Legislasi DPR RI
kegaduhan di masih cukup tinggi. Ledia Hanifa Amalia menjelaskan,
masyarakat. Padahal Berdasarkan Pendataan Keluarga sebagai pengusul, Komisi VIII DPR RI
R salah satu tujuan 2021 (PK 21), jumlah risiko stunting di berharap akan munculnya perhatian
pemerintah di 1000 hari pertama
kelahiran anak. Rentang waktu
tersebut menjadi momen krusial pada
tumbuh kembangnya anak, kesehatan
dan juga aspek lainnya yang sangat
penting untuk diperhatikan.
Dalam 1000 hari pertama
tersebut, perhatian tidak melulu
hanya pada bayi, namun juga pada
keluarganya selaku supporting system
tumbuh kembangnya bayi.
“Jadi memang basisnya harus
keluarga. Jadi ketika bicara ibu dan
anak, itu konteksnya harus dengan
keluarga. Termasuk juga ketika
ibunya bekerja, berarti supporting
atau ruang lingkup pekerjaan itu
jadi bagian yang sangat penting. Hal
itu menjadi konsen pembahasan
RUU KIA,” ujar Ledia kepada
Parlementaria.
Jadi nanti, lanjutnya, di 1000
hari pertama atau sekitar 3 tahun,
seringkali menjadi masa-masa di
mana orang tua berpeluang untuk
membawa anak ke kantor, disusui
dan lain sebagainya.
“Jadi hal yang perlu kita dorong
untuk kita kemudian kita lakukan, itu.”
tegas Ledia.
Menanggapi penolakan yang
terjadi di masyarakat, khususnya pihak
24 PARLEMENTARIA EDISI 212 TH. 2022