Page 53 - MAJALAH 115
P. 53
terakhir jenderal bintang dua ini di-
percaya menjadi Kapuskes (kepala
pusat kesehatan) TNI.
TERJUN KE DUNIA POLITIK
Puas dengan sederet gelar akade-
mis, menjelang masa pensiunnya,
Dina mendapat kesempatan untuk
masuk menjadi kader salah satu par-
tai politik. Dasarnya seorang aktivis,
tentu bukan hal yang sulit bagi Dina
untuk beradaptasi dengan teman
politikus lainnya. Hingga kemudian
tahun 2009 silam Dina terpilih men-
jadi anggota legislatif dari fraksi Par-
tai Demokrat. Kebetulan saat itu un-
dang-undang memberi kesempat an
kaum hawa untuk menambah jum-
lah kesertaannya di legislatif.
“Papa saya dulu selain sebagai sudah tidak muda lagi, sesekali rapkan prinsip demokrasi dalam
pendiri LBH, beliau juga orang poli- tongkat besi sengaja dibawa untuk keluarga. Atas dasar itulah Dina pun
tik, bahkan pernah menjadi salah membantu menopang tubuhnya ke- membebaskan anak-anaknya un-
satu pimpinan DPR. Mungkin sudah tika berjalan. Namun untuk meng- tuk memilih jalur pendidikan sesuai
menjadi suratan takdir ya,” jelas himpun dan memperjuangkan as- dengan minatnya masing-masing.
Dina. pirasi rakyat tak ada kata “tua”. Dina
tak pernah lelah untuk “blusukan” ke “Cara mendidik anak saya mu-
Dina tak sependapat jika ada berbagai daerah di Indonesia. Hing- dah saja, lewat contoh. Kalau saya
yang menyimpulkan bahwa politik ga akhirnya Fraksi Demokrat mem- sedang belajar atau sholat, anak
itu kotor dan kejam. Menurutnya percayainya untuk menjadi salah pasti akan melihat, dan secara tidak
hal itu tergantung pribadi yang satu pemimpin Komisi tersebut. langsung tumbuh kesadaran dalam
menjalaninya. Selama ini ia selalu dirinya untuk berbuat yang sama.
memegang teguh prinsip yang ia “Alhamdulillah saya tidak pernah Jadi saya sangat demokratis. Begi-
terima dari sang ayah berupa fat- merasa tua dan lelah untuk terus tupun ketika anak saya awalnya in-
sun Politik diantaranya harus sopan, memperjuangkan aspirasi masyara- gin menjadi seorang ahli hukum se-
bersih, cerdas, dan jangan lupa un- kat, khususnya yang terkait dengan perti kakeknya, ya saya dukung saja,
tuk selalu belajar. Hal itulah yang masalah kesehatan, kependudukan meskipun belakangan ia menyadari
menurutnya sangat tepat dengan dan ketenagakerjaan yang menjadi bahwa buah tidak akan jatuh jauh
SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mitra kerja kami,” aku Dina. dari pohonnya. Karena sering terli-
sebagai pimpinan tertinggi Par- bat pembicaraan seputar kesehatan
tai Demokrat. Hingga akhirnya tak Untungnya kiprah Dina itupun dan kedokteran, akhirnya anak saya
perlu waktu lama bagi Dina untuk didukung oleh Suami dan keem- lebih tertarik menjadi dokter diban-
memilih partai tersebut sebagai pat putra-putrinya. Malah jika sang ding menjadi ahli hukum,”paparnya.
kendaraan politiknya. Kebetulan mama di rumah, keempat anak Dina
dalam bidang pemerintahan sederet selalu mencandainya untuk segera Hingga akhirnya Dina dan Hari-
jabatan pernah diemban Dina, dian- ke kantor. “Katanya Mama lebih janto berhasil mengantarkan ke-
taranya sebagai staff ahli Menteri baik ke kantor DPR saja, daripada di empat anak kandungnya, Haridini
Kordinator Kesejahteraan Rakyat, rumah cerewet,” tawa Dina meniru- Intan setiawati Mahdi, Haridana In-
Staff ahli wakil presiden, staff ahli kan ucapan sang anak. dah Setiawati Mahdi, Hariputranto
Mensesneg. Laksamana Mahdi, dan Fitri Adinda
Dina mengakui bahwa sebagai Mahdi menjadi dokter dengan ber-
Menduduki kursi legislatif bukan seorang ibu, ia tak berbeda dengan bagai bidang spesialisasinya ma-
berarti perjuangan selesai sampai ibu-ibu lainnya yang sangat peduli sing-masing. Tidak hanya itu, Dina
disitu. Bersama dengan pimpinan dengan pendidikan anak-anaknya. juga sukses mengantarkan keempat
dan anggota Komisi IX lainnya, Dina Namun, ia juga mengadopsi pola anak angkatnya menjadi dokter. (Ra-
semakin gigih untuk memperjuang- didik yang diterapkan kedua orang- hayu Setiowati), Foto: Rizka Arinindya.
kan nasib rakyat. Meski kondisinya tuanya sebelumnya, yakni mene-
PARLEMENTARIA EDISI 115 TH. XLIV, 2014 53