Page 50 - MAJALAH 90
P. 50
enggunaan narkotika dan zat hingga recurrent (kewajiban mengi- sedapat mungkin bagaimana mence-
adiktif di Indonesia sudah sa- kuti uji ketangkasan simulator pada gah agar tidak terjadi kecelakaan,”
Pngat mengkhawatirkan dan tipe pesawat tertentu) pungkas Fary.
menimbulkan kengerian ketika pe- Pengamat penerbangan Ruth Fary juga menjelaskan bahwa ka-
makainya meluas ke kalangan pilot. Hana Simatupang mengungkapkan sus ini sebenarnya telah diketahui
Profesi yang sangat membutuhkan demi keselamatan penerbangan, stan- lama. Kementerian Perhubungan
stamina prima dan kejernihan ber- dar pemeriksaan terhadap pilot, copi- telah minta pencabutan ijin namun
pikir. lot dan awak kabin sebelum terbang tidak ditanggapi oleh pihak operator,
Apa jadinya jika dalam sebuah dilakukan semua instansi terkait, baik dalam hal ini Lion. Dimasa yang akan
penerbangan ada pilot atau copilot Kementerian Perhubungan maupun datang, Fary mengharapkan hal terse-
mengkonsumsi narkoba atau masih maskapai penerbangan itu sendiri. but tidak boleh terjadi lagi.
dalam pengaruh barang haram itu. “Peran regulator dalam kesela- Menurutnnya sebelum adanya
Dan banyak lagi pertanyaan lainnya matan penerbangan sangat penting, kasus ini, pemeriksaan kesehatan ter-
yang kerap timbul di benak peng- karena instansi itulah yang seharus- hadap awak pesawat dilakukan enam
guna jasa angkutan udara ini. nya melakukan pembinaan dan pe- bulan sekali, setelah kejadian ini baru
Penumpang penerbangan baik do- ngawasan secara terus menerus,” tu- dilakukan satu bulan sekali. “Mesti-
mestik maupun internasional meng- kasnya. nya sebelum berangkat, pemeriksaan
gantungkan keselamatan perjalanan Regulator wajib memberikan itu dilakukan. Masinis kereta api saja
mereka kepada pilot. Ini menunjukkan sanksi tegas terhadap operator, pilot sudah melakukan hal itu,” tegas Fary.
profesi pilot sebagai ujung tombak maupun awak kabin bila kedapatan “Tidak hanya itu saja, DPR juga
bagi industri penerbangan. melanggar aturan standar interna- meminta pengawasan lebih yaitu
“Sebagai garda terdepan pener- sional seperti yang ditetapkan ICAO berkaitan dengan pintu keluar ma-
bangan dan keselamatan penum- maupun aturan yang dikeluarkan. suk penumpang di Bandara agar
pang, kehidupan seorang awak pe- Menanggapi hal itu, Anggota memeriksa juga para awak kabin
sawat diatur oleh regulasi yang sangat Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis seperti pramugari dan pilot. Mereka
ketat,” ujar Ketua Asosiasi Angkutan mengemukakan Komisi V DPR RI se- mestinya diperlakukan sama dengan
Udara Nasional Indonesia (INACA) bagai Komisi Transportasi telah me- penumpang. Kadang ada yang ma-
Emirsyah Satar dalam siaran persnya manggil Dirjen Perhubungan Udara. suk dan alarm peringatan berbunyi
sebagai reaksi atas tertangkapnya Komisi V meminta agar melakukan namun mereka tetap dapat masuk
beberapa pilot pengguna obat-obat pengecekan dan memberikan pema- leluasa,” terang Fary.
terlarang oleh Badan Narkotika Nasi- haman mendalam mengenai tang- “Pemerintah sebagai pembina
onal (BNN). gung jawab terhadap keselamatan operator penerbangan nasional mes-
Menurutnya, regulasi tersebut mu- penumpang. tinya melakukan pembinaan secara
lai dari jam istirahat sebelum terbang, “DPR telah meminta Kementerian khusus, jangan sampai terlena dan
jam terbang, pemeriksaan kesehatan Perhubungan tidak hanya menyele- memberikan ruang kepada operator
secara regular setiap enam bulan, saikan permasalahannya saja tetapi sepenuhnya untuk melakukan koor-
“Pemerintah sebagai pembina operator
penerbangan nasional mestinya melakukan
pembinaan secara khusus, jangan sampai terlena
dan memberikan ruang kepada operator sepenuhnya
untuk melakukan koordinasi.
Harus ada campur tangan pemerintah baik dalam
perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.
Hal tersebut diatur UU,”
Anggota Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 90 TH. XLII, 2012 | 1
1
ARIA |
TH. XLII, 2012 |
|
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 90 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA | Edisi 90 TH. XLII, 2012 |
P
Edisi 90
ARLEMENT