Page 29 - Stabilitas Edisi 213 Tahun 2025
P. 29
neraca perdagangan positif. Pada 2018,
surplus neraca perdagangan Indonesia –
Negeri Paman Sam tercatat 8,3 juta dollar
AS. Hingga November 2024 angkanya
meningkat hampir tiga kali lipatnya yakni
20 juta dollar AS. Diperkirakan hingga
Desember 2024, angkanya akan lebih
besar. Meski mengalami tren peningkatan,
ancaman impor tarif dari Amerika
Serikat berpotensi menggerus surplus
perdagangan tersebut.
Sebaliknya dengan China, neraca
perdagangan Indonesia defisit, Pada
2018, angka defisit neraca perdagangan
mencapai 16,7 juta dollar AS atau dua kali
lipat dari angka surplus neraca dagang
dengan Amerika Serikat. Per November
2024 , angka defisit neraca perdagangan
dengan China sebesar 8,7 juta dollar AS.
Angka ini berpotensi melebar di 2025
dimana Indonesia sudah menjadi bagian penurunan ekspor. ke Amerika Serikat menjadi ancaman
BRICS dan ada kecenderungan China Jika produk-produk Indonesia ganda. Investor merasa produksi barang
untuk cuci gudang produk-produk yang dikenakan tarif tinggi, maka daya saing di Indonesia buang-buang biaya karena
over supply di negeri mereka. (Gambar 3) ekspor Indonesia di pasar Amerika Serikat produk yang mereka ekspor ke Amerika
Beda China, beda juga Amerika Serikat akan menurun secara signifikan. Hal ini Serikat terkena tarif tinggi. Di sisi lain,
yang mengedepankan proteksionisme terutama berdampak pada sektor-sektor Trump menawarkan tarif pajak rendah
menjadi ancaman bagi Indonesia. seperti tekstil, alas kaki, dan produk- bagi produsen yang memindahkan
Keikutsertaan Indonesia dalam kelompok produk agrikultur yang menjadi andalan pabriknya ke AS.
BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan ekspor Indonesia ke AS. Lebih lanjut, Indonesia harus
Afrika Selatan) menempatkan negara ini Kemudian potensi pengalihan merespons. Menghadapi dua raksasa
dalam radar kebijakan tarif tinggi Amerika investasi. Ancaman tarif tinggi dan janji ekonomi tersebut, Indonesia perlu
Serikat. Potensi dampak bagi Indonesia Trump memberikan pajak rendah bagi mengambil langkah-langkah strategis
yang paling kentara adalah potensi produsen yang mau relokasi pabriknya untuk melindungi perekonomian nasional
dan meningkatkan daya saing global.
Gambar 3. Neraca Perdagangan Indonesia Amerika Serikat Pertama, diversifikasi pasar ekspor di luar
dan China (Juta dollar AS) Amerika Serikat dan juga China. Kawasan
Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara
Asia Tenggara lainnya dapat menjadi
tujuan ekspor baru.
Kedua, penguatan industri lokal.
Pemerintah harus fokus pada penguatan
sektor manufaktur dan industri lokal. Ini
dapat dilakukan melalui insentif pajak,
subsidi untuk usaha kecil dan menengah
(UKM), serta peningkatan akses terhadap
teknologi dan pendanaan. Ketiga,
diplomasi ekonomi. Mengandalkan usaha
pemasaran saja tidak cukup. Indonesia
perlu mengintensifkan diplomasi ekonomi
semisal perundingan bilateral dengan
AS untuk antisipasi tarif impor Amerika
Sumber : BPS, diolah Serikat. *
www.stabilitas.id Edisi 213 / 2025 / Th.XX 29