Page 79 - Stabilitas Edisi 212 Tahun 2025
P. 79
perbankan tahun ini diperkirakan tetap naungan Danantara.
ketat dengan tekanan pada net interest “Hari ini sendiri memang masih belum
margin (NIM) serta potensi kenaikan banyak berdampak, BBNI dan BMRI masih
cost of credit (CoC) secara terbatas. turun. Saya rasa dalam jangka pendek
Diperkirakan pertumbuhan laba bersih dan menengah masih belum ada katalis
bank Big Four hanya mencapai 4,4 positif, dengan ekspektasi kinerja di
persen YoY, lebih rendah dibandingkan kuartal pertama 2025 masih kurang baik,”
ekspektasi konsensus 5,3 persen akibat ucap Rully.
peningkatan pencadangan. Hal ini
menunjukkan bahwa sektor perbankan Turun Peringkat
masih menghadapi tantangan dalam Sementara itu, Goldman Sachs dan
menjaga profitabilitas di tengah Morgan Stanley juga telah menurunkan
kebijakan ekonomi yang semakin peringkat saham serta obligasi Indonesia
dinamis. akibat meningkatnya risiko fiskal
Analis BRI Danareksa Sekuritas, dan tekanan global. Goldman Sachs
Victor Stefano, menjelaskan bahwa menurunkan peringkat saham Indonesia
pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dari “overweight” menjadi “market
bertujuan menciptakan pusat ekonomi weight” dan obligasi negara bertenor 10
di desa dengan memanfaatkan dana 20 tahun dari “favorit” menjadi “netral”.
desa yang ada. Namun, menurut data PT Rekomendasi dari Goldman Sachs ini
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Rully Arya Wisnubroto, menunjukkan bahwa mereka menurunkan
pinjaman kepada koperasi memiliki rasio Head of Research and Chief ekspektasi terhadap kinerja saham
kredit bermasalah (NPL) sebesar 8,5 Economist Mirae Asset dan obligasi Indonesia. Sebelumnya,
persen, lebih tinggi dari ratarata sektor Goldman Sachs melihat saham Indonesia
perbankan. Jika rasio NPL tetap di 8,5 lebih menarik dibandingkan dengan
persen, hal ini berpotensi meningkatkan pasar lainnya (overweight). Namun
cost of credit (CoC) sebesar 4982 basis sekarang, mereka menilai bahwa saham
poin (bps) dan menurunkan laba sebesar Hari ini sendiri memang Indonesia hanya sejalan dengan rata
11 persen56 persen. masih belum banyak rata pasar global (market weight). Hal
Pada penutupan perdagangan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya
awal pekan kedua Maret, mayoritas berdampak, BBNI dan risiko fiskal, ketidakpastian kebijakan
saham bank BUMN mengalami koreksi. ekonomi, atau faktor eksternal seperti
Berdasarkan data RTI Infokom; BMRI BMRI masih turun. Saya kondisi ekonomi global yang kurang
turun 2,69 persen menjadi Rp4.710, rasa dalam jangka pendek menguntungkan.
dengan koreksi sepanjang tahun berjalan Di sisi lain, obligasi negara dengan
mencapai 19,49 persen. Kemudian, dan menengah masih tenor 1020 tahun sebelumnya dianggap
BBNI melemah 1,98 persen ke Rp4.450, belum ada katalis positif, sebagai pilihan investasi unggulan
mencerminkan pelemahan 3,05 persen. (favorit). Dengan penurunan peringkat ke
Lalu, BBRI turun 1,31 persen, dengan dengan ekspektasi kinerja “netral,” Goldman Sachs tidak lagi melihat
penurunan year to date mencapai 10,69 obligasi ini sebagai pilihan utama. Faktor
persen. Terakhir, BBTN stagnan di Rp855 di kuartal pertama 2025 yang mempengaruhi keputusan ini bisa
per lembar, namun secara year to date masih kurang baik. termasuk meningkatnya defisit fiskal,
telah anjlok 28,15 persen. risiko inflasi, atau perubahan kebijakan
Menanggapi penurunan mayoritas moneter yang membuat imbal hasil
saham bank BUMN tersebut, Head obligasi kurang menarik.
of Research and Chief Economist Secara keseluruhan, rekomendasi ini
Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mencerminkan sikap yang lebih berhati
mengatakan bahwa, peluncuran hati terhadap investasi di Indonesia,
Danantara belum mampu memberikan terutama karena meningkatnya risiko
katalis positif ke Indeks Harga Saham fiskal dan kebijakan ekonomi yang
Gabungan (IHSG). Termasuk saham belum sepenuhnya meyakinkan investor
BUMN yang berada dalam naungan global.*
www.stabilitas.id Edisi 212 / 2025 / Th.XX 79