Page 53 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 53

Oloan Sitorus: Pengadaan Tanah untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum     45


             atau benda lain yang berkaitan dengan tanah kepada pemilik bangunan, tanaman, atau benda
                                                                                              27
             lain yang berkaitan dengan tanah. Vide Penjelasan Pasal 40 UU No. 2 Tahun 2012”.
                  Kenyataan  sosial  kita  saat  ini,  bahwa  pensertipikatan  tanah  masih  belum  tuntas
             dilaksanakan  di  seluruh  wilayah  Negara.  Namun,  di  atas  tanah  itu  sdh  ada  penggarapan
             masyarakat dengan ijin garap baik dari otoritas di tingkat desa, kecamatan, bahkan kabu-
             paten. Di Sumatera Utara misalnya, bahwa tanah-tanah yang belum bersertipikat banyak

             dikuasai dan diduduki masyarakat dengan alas hak ‘Akta Pelepasan Hak dan Ganti Rugi’.
             Secara  aturan  hukum  normatif,  tanah  itu  adalah  tanah  Negara,  meskipun  kenyataannya
             sudah digarap dan diusahai oleh masyarakat lebih dari 20 tahun. Bahkan dalam status yang
             demikian,  masyarakat  sudah  mengalihkan  tanah  garapan  secara  leluasa,  dalam  suasana
             kebatinan  bahwa  itu  adalah  tanah  kepunyaannya  (kepunyaan  pihak  yang  menguasai  dan

             mengusahakan tanah Negara itu).
                  Dalam  perspektif  teori  hukum,  bahwa  okupasi  (dengan  izin  garap  yang  sah)  telah
             mempunyai derajaat hubungan hukum 25% dari pemilikan. Oleh karena itulah, maka dalam
             praktik pertanahan masa lampau, setiap tanah Negara yang digarap dengan izin garap yang
             sah dihargai dalam proses pengadaan tanah dengan memberikan dengan memberikan ganti

             kerugian  sebesar  25%  dari  nilai  pemilikan.  Selanjutnya,  status  tanah  garapan  ini  adalah
             hubungan  hukum  yang  bersifat  tenurial,  yakni  hubungan  hukum  yang  makin  menguat
             seiring dengan semakin lamanya tindakan menggarap, menguasai dan mengusahakan tanah
             itu. Okupasi yang telah berlangsung lama meningkat derajat hubungan hukumnya menjadi
             possession. Dalam ilmu hukum ada semacam slogan bahwa possession is ninety percent of

             ownership.  Artinya,  garapan  yang  berdasarkan  izin  garap  yang  sah  dan  disertai  dengan
             menunaikan kewajiban penggunaan pemanfaatan atas tanah itu, akan menguat hubungan
             hukumnya  seiring  dengan  waktu  penguasaan  dan  pengusahaan  atas  tanah  itu.  Berbeda
             dengan hubungan hukum yang bersifat tenancy,  pinjam pakai atau sewa atas tanah Negara,
             yang  tidak  akan  menguat  hubungan  hukumnya  meskipun  telah  digunakan  dalam  jangka
             waktu  yang  lama.  Dalam  status  sebagai  status  sebagai  possession  pun,  upaya  untuk

             menjadikan hubungan hukum menjadi sempurna adalah melalui tindakan legalisasi, yakni
             dengan memberikan land titling terhadap penggarapan yang telah berlangsung lama itu.

             Penyerahan Hasil
                  Penyerahan hasil Pengadaan Tanah diatur di dalam Pasal 48-50 UU PTPKU, Pasal 112-114
             Perpres No. 71 Tahun 2012, dan Pasal 46-48 Peraturan Kepala BPN No. 5 Tahun 2012. Tahapan

             Penyerahan  Hasil Pengadaan Tanah ini adalah sebagai berikut:
                a.  Ketua  Pelaksana  Pengadaan  Tanah  menyerahkan  hasil  Pengadaan  Tanah  kepada
                   Instansi yang memerlukan tanah disertai data Pengadaan Tanah paling lama 7 (tujuh)
                   hari kerja sejak pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah. Penyerahan hasil Pengadaan
                   Tanah dilakukan dengan Berita Acara untuk selanjutnya digunakan oleh Instansi yang


                27  Surat Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan No. B-05/TP4D/Set/04/2017 tertanggal 07 April 2017 kepada
             Ketua Panitia Pengadaan Tanah Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-nipa di Maros.
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58