Page 48 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 48

40    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



                b. Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian (oleh Penilai) dilakukan bidang per bidang,
                                            23
                   yang meliputi: (a) tanah ; (b) ruang atas tanah dan bawah tanah; (c) bangunan; (d)
                   tanaman; (e) benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau (f) kerugian lain yang dapat
                   dinilai.  Yang  dinilai  adalah  nilai  pada  saat  pengumuman  Penetapan  Lokasi

                   pembangunan untuk  Kepentingan  Umum.  Untuk  dapat  melakukan  tugas  ini,  maka
                   Penilai atau Penilai Publik meminta Peta Bidang Tanah, Daftar Nominatif dan Data
                   yang  diperlukan  untuk  bahan  penilaian  dari  Ketua  Pengadaan  Tanah.  Nilai  Ganti

                   Kerugian  merupakan  nilai  tunggal  untuk  bidang  per  bidang.  Besarnya  nilai  ganti
                   kerugian berdasarkan hasil penilaian, oleh Penilai disampaikan kepada Ketua Pelaksana
                   Pengadaan Tanah dengan Berita Acara Penyerahan Hasil Penilaian. Besarnya nilai ganti
                   kerugian  hasil penilaian  Penilai  ini  dijadikan  dasar  musyawarah untuk  menetapkan
                                           24
                   bentuk  ganti  kerugian.  Pemberian  ganti  kerugian  dapat  diberikan  dalam  bentuk:
                   uang, tanah pengganti,  permukiman  kembali, kepemilikan  saham,  atau  bentuk  lain
                   yang disetujui oleh kedua belah pihak.
                  Musyawarah  Penetapan  Bentuk  Ganti  Kerugian.  Perihal  musyawarah  Penetapan

             Bentuk Ganti Kerugian ini diatur pada Pasal 37-39 UU PTPKU, Pasal 68-73 Perpres No. 71
             Tahun 2012, dan Pasal 25 Peraturan Kepala BPN No. 5 Tahun 2012.  Langkah-langkah yang
             dilakukan pada tahap ini adalah:
                a.  Lembaga Pertanahan-dalam hal ini-Pelaksana Pengadaan Tanah melaksanakan musya-
                                                    25
                   warah dengan Pihak yang Berhak  dalam waktu 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari
                   Penilai diterima Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Pelaksanaan musyawarah dengan
                   mengikutsertakan  Instansi  yang  memerlukan  tanah.  Musyawarah  dilakukan  secara
                   langsung untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti
                   Kerugian  yang  dilakukan  oleh  Penilai.  Di  dalam  musyawarah  inilah  pelaksana



                23  Pasal 35 UU PTPKU dan Pasal 67 Perpres  No. 71 Tahun 2012 menyatakan bahwa dalam hal bidang
             tanah tertentu yang terkena pengadaan tanah terdapat sisa yang tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan
             peruntukan dan penggunaannya (semula), Pihak yang Berhak dapat meminta penggantian secara utuh atas
             bidang tanahnya.
                24
                   Pasal 34 ayat (3) UU PTPKU menyatakan bahwa Nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian
             Penilai menjadi dasar musyawarah penetapan Ganti Kerugian; sedangkan Pasal Pasal 66 Perpres No. 71
             Tahun 2012 menyatakan bahwa besarnya Nilai Ganti Kerugian hasil Penilai dijadikan dasar musyawarah
             untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian.  Selanjutnya, Pasal 24 Peraturan Kepala BPN No. 5 Tahun 2012
             menyatakan bahwa hasil penilaian penilai dijadikan dasar musyawarah untuk menetapkan bentuk Ganti
             Kerugian. Tafsir penulis, yang dimusyawarahkan adalah mengenai penetapan bentuk Ganti Kerugian. Oleh
             karena,  Penilai  berdasarkan  Pasal  32  UU  PTPKU  bertanggung  jawab  sepenuhnya  terhadap  hasil
             penilaiannya. Berapa pun hasil penilaiannya, itulah yang akan dibayarkan. Persoalannya, apakah besarnya
             ganti kerugian itu akan diberikan dalam bentuk uang, seperti pada umumnya atau dalam bentuk lain.
                25  Pasal 71 Perpres No. 71 Tahun 2012 menyatakan bahwa apabila Pihak yang Berhak berhalangan hadir,
             dapat memberikan kuasa kepada: (a) seorang dalam hubungan darah ke atas, ke bawah atau ke samping
             sampai  derajat  kedua  atau  suami/istri  bagi  Pihak  yang  Berhak  berstatus  perorangan;  (b)  seorang  yang
             ditunjuk sesuai dengan anggaran dasar bagi Pihak yang Berhak berstastus badan hukum; (c) Pihak yang
             Berhak  lainnya.  Dalam  hal  Pihak  yang  Berhak  telah  diundang  secara  patut  tidak  hadir  dan  tidak
             memberikan  kuasa,  Pihak  yang  Berhak  dianggap  menerima  bentuk  dan  besar  Ganti  Kerugian  yang
             ditetapkan oleh Pelaksana Pengadaan Tanah.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53