Page 270 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 270

ada pada BPN. Pertama, terkait kepentingan pembangunan politik
             ekonomi Orde Baru. Dimana dalam bidang pembangunan politik
             ekonomi, pemerintahan Orde Baru lebih lebih mengedepankan cara-
             cara pragmatis, atau by-pass approach (pendekatan jalan pintas), yaitu
             melakukan revolusi hijau tanpa Reforma Agraria. Oleh karenanya,
             pembangunan di Indonesia oleh pengamat asing disebut juga sebagai
             development without social transition. Dimana by-pass approach ini
             dilakukan sebagai upaya untuk menjalankan strategi pembangunan
             yang ditandai oleh ciri-ciri pokok berikut: mengandalkan asing,
             hutang, dan investasi dari luar negeri, serta bertumpu pada yang
             besar (betting on the strong). Dalam rangka menjalankan agenda ini
             lah, UU No. 1  Tahun 1967 dibuat untuk menarik modal asing, yang

             termasuk menjadi legitimasi atas bekerjanya UU yang lahir berikutnya,
             termasuk di dalamnya melakukan eksploitasi sumber-sumber agraria
             dengan mengatasnamakan dan mengagung-agungkan ideologi
             “pembangunanisme”, meskipun rakyat kecil yang menjadi korban.
                   Kedua, adanya argumen yang mengatakan bahwa UUPA tidak
             memiliki muatan yang komprehensif dalam menjabarkan Pasal 33
             ayat (3) UUD 1945. Ketidakkomprehensifan ini dikarenakan UUPA
             lebih banyak memberikan titik tekan pada masalah tanah, sedangkan
             untuk pengaturan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria yang lain
             seperti pengelolaan pertambangan dan kehutanan tidak mendapatkan
             penjabaran yang mendalam. Dalam konteks ini lah, kemudian dengan
             mengambil jalan yang pragmatis rezim Orde Baru mengeluarkan tiga
             paket UU 1967 tersebut.

                   Kondisi ketiga, adalah terkait adanya anggapan bahwa UUPA
             adalah produk dari PKI. Dengan kata lain, dengan diterapkannya
             UUPA sebagai payung hukum yang holistik dalam mengatur sumber-
             sumber agraria, termasuk didalamnya menjalankan agenda Reforma
             Agraria, rezim Orde Baru khawatir akan membangkitkan kembali
             ideologi komunis atau kelempok-kelompok eks PKI. Meskipun
             dalam perjalannya, setelah 13 tahun lamanya, UUPA kembali kembali
             dimurnikan dan dikukuhkan sebagai UU Pokok pengatur agraria pada




                        Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia  239
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275