Page 52 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 52
ini sejak sebelum merdeka hingga kini. Enam era dalam penjelasan
buku ini cukup menarik untuk dilihat dalam kerangka perkembangan
survei dan pemetaan. Setiap era ditandai dengan hadirnya kebijakan,
penguatan kelembagaan, dan teknologi sehingga menandai pula
peran yang dimainkan. Model kajian ini cukup sederhana dan bisa
digunakan untuk melihat lembaga agraria dengan cara sebagaimana
Bakosurtanal lakukan. 21
C. Tujuan Penelitian
Pada awal pembentukannya, mimpi untuk menata persoalan
agraria mengalami tentangan dan hambatan yang serius, yakni tidak
kondusifnya sistem politik nasional, sehingga wajah kelembagaannya
sarat dengan nuansa politis. Ketika awal muncul penataannya, ia
hadir dengan status Kementerian Urusan agraria, namun kemudian
kewenangan yang besar itu berubah sesuai dengan isu dan kepentingan
politik nasional. Realitas politik begitu tampak ketika perubahan dari
kementerian menjadi Dirjen, padahal persoalan yang harus diurusi
begitu besar dan rumit. Jika dilihat dalam perjalanannya, maka
kegagalan politik agraria nasional menjadi poin penting dalam melihat
kegagalan penataan pertanahan di Indonesia. Di banyak negara, urusan
pertanahan menjadi prioritas di awal dan diselesaikan secara tuntas
untuk menjawab amanat konstitusi, namun tidak dengan Indonesia,
tetap jalan ditempat dan cenderung tidak diselesaikan, namun tak
pula secara tegas dihilangkan. UUPA sengaja diamankan namun tak
pula bisa digunakan sebagai perangkat hukum yang menjadi acuan
penyelesaiannya.
Kajian ini melihat semua proses itu di awal yang sebenarnya
sudah sesuai mimpi para pendiri negara. Semua proses terekam dengan
baik dan arah serta tujuannya sudah masuk pada rel yang sesuai,
namun pasca 1965 berubah arah sesuai perkembangan politik nasional.
21 Yuni Ikawati, dkk. Survei dan Pemetaan Nusantara, Jakarta: Badan Koordinasi Survei
dan Pemetaan Nasional bekerjasama dengan Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, 2009.
21