Page 74 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 74
Oral tradition (tradisi lisan) menjadi referensi utama
dalam menggali sejarah awal mula pendudukan kawasan dan
terbentuknya Masyarakat Adat Senama Nenek. Karena minimnya
literasi atau studi sejarah Masyarakat Adat Senama Nenek,
maka pesan-pesan yang disampaikan melampaui generasi yang
melahirkannya yang menjadi tradisi lisan dapat diandalkan, baik
itu berupa: 1) pidato yang dihafal, 2) keterangan, 3) epos, dan 4)
hikayat, pepatah dan peribahasa. Tradisi lisan tersebut dipahami
sebagai pesan-pesan verbal yang merupakan kalimat-kalimat
laporan dari masa lalu yang melampaui masa kini. 54
Tradisi lisan ini tentunya memiliki kekurangan di mana
pernyataan-pernyataan yang disampaikan perlu disaring
dengan ketat karena rentan terjadi misleading. Menyadari hal
itu maka dalam penulisan sub pembahasan ini saya berusaha
mengumpulkan sedapat mungkin berbagai informasi, memban-
dingkannya serta mencari pola yang sama sebagai benang
merah dari informasi tersebut sebelum menariknya pada suatu
kesimpulan naratif.
Setelah mengumpulkan beberapa penuturan, maka salah
satu perspektif yang jamak disampaikan, baik oleh masyarakat
maupun pimpinan adat atau suku di Senama Nenek, menyebut
istilah “Senama Nenek” berasal dari penamaan salah satu sungai
di sana. Sungai tersebut sebetulnya bernama sungai Eno, tetapi
dikarenakan kata “Eno” merupakan nama panggilan terhadap
yang sangat dihormati oleh masyarakat kala itu maka kata
tersebut menjadi tabu diucapkan. Terdapat kepercayaan magis
yang mengamini setiap orang yang mengucapkannya akan
54 Jan Vansina, Oral Tradition as History, The University of Wisconsin Pres, Wisconsin, 1985,
hlm. 14-27.
Masyarakat Adat Senama Nenek 39