Page 77 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 77
peci, luka badan berikan baju, luka jari berikan cincin) atau “bulat
air di pembuluh, bulat kata di mufakat”. Asas atau prinsip hukum
demikian disebut juga diat. Sehingga wilayah yang termasuk
dalam konfederasi hukum Undang-Undang akan senantiasa
mengutamakan keadilan materiil ketimbang kepastian hukum.
Artinya, hukum asli dapat dikesampingkan selama para pihak
bisa melakukan perdamaian dengan hati ikhlas.
Kemudian Ketiga, wilayah Undang-Undang di Kampar Kiri,
asas yang berlaku di daerah konfederasi ini ialah “jauo bajopuik
karib, dokek manggih kaum, kok salah ambiok baliokkan, kok salah
makan muntahkan” (jauh menjemput karib, dekat memanggil
kaum, salah ambil kembalikan, salah makan muntahkan) atau
“bercupak sepanjang betung, berunding sepanjang jalan”. Dalam
wilayah ini, keadilan formil atau kepastian hukum merupakan
hal yang paling utama. Sebab itu, jika dilihat dari perspektif
pemerintahan hukum modern, asas ini mirip dengan yang berlaku
bagi mazhab hukum positivisme. 61
Secara struktur, Kenegerian Senama Nenek dipimpin oleh
Seorang Pucuk Andiko yang bergelar Datuk Bendahara dari
suku Domo. Garis strukturalnya terhubung dengan Raja Pucuk
Penghulu Andiko Nan 44, seperti yang terlihat pada gambar 4.
Pucuk Andiko dilantik oleh Raja Pucuk Penghulu Andiko Nan 44
62
Ninik Datuk Maharaja Dubalai dari Kenegerian Muara Takus.
Datuk Bendahara Senama Nenek menjadi Pucuk Andiko sekaligus
61 Datoek Toeah, Tambo Alam Minangkabau, Pustaka Indonesia, Bukittinggi, 1976, hlm.
112. Dan Ali Akbar, Op.Cit., hlm. 31-37. Bandingkan dengan Zainal Abidin (Ed.), Op.Cit.,
hlm. 112-113.
62 Wawancara SMN, 24 Maret 2021.
42 Reforma Agraria Tanah Ulayat