Page 45 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 45
kebiasaan mengolah lahan, menentukan tanam hingga menikmati
hasil panen lalu berubah menjadi kebiasaan hanya menerima
upah kerja. Para petani merasakan kesusahan yang semakin
berada di depan mata. Ketika asa sudah tidak lagi bisa digapai,
kini mereka hanya berpasrah kepada Pencipta, memanjatkan
doa dengan penuh harap agar selalu diberi sehat. Siapa lagi yang
bisa memberi semangat ketika negara saja tidak hadir merangkul
mereka? Dijajah oleh negeri sendiri, Miris bukan? Itulah
kenyataannya, para petani harus merelakan lumbung pangan
mereka dan bekerja lebih keras dibawah kuasa perusahaan.
Selain kemiskinan, kedepannya kita harus bersiap menghadapi
kerusakan lingkungan, jangan heran kedepannya kita hanya bisa
menceritakan ke generasi anak cucu kita jika Negeri yang “Gemah
Ripah Loh Jinawi” memang benar adanya namun sebelum
kedatangan para penguasa yang mengendarai mesin-mesin besar
kuning (ekskavator) untuk merusak semuanya.
Penutup
Peran aktif pemerintah adalah kunci solusi permasalahan
ketimpangan pemilikan dan penguasaan lahan. Peletakan
kembali ruh UUPA kedalam produk kebijakan pertanahan serta
memberikan pengawasan secara mendetail terhadap pemberian
izin menjadi kunci utama penyelesaikan kasus ini. Selama ini
pemerintah hanya memperhatikan pemenuhan persyaratan
Administratif yang diajukan perusahaan, dan mengabaikan detail
track – record perusahaan yang bersangkutan. Pemerintah juga
harus memperhitungkan seberapa persen penyerapan tenaga
kerja yang didapatkan dari pemberian lahan kepada perusahaan.
Serta tidak lupa keamanan ekologi dari dampak yang dihasilkan,
jangan sampai keuntungan yang didapat negara tidak sebanding
26 60 Tahun UUPA: Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif