Page 40 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 40
lebih mendalam dan dipraktikkan, ternyata kebijakan tersebut
bertolak belakang dengan prinsip dasar UUPA. Kebijakan agraria
dijadikan panggung bagi kelompok – kelompok berkepentingan
demi pelipatgandaan modal dan kepentingan bisnis semata
tanpa melihat dampak sosial, ekologi dan kemanusiaan. Perijinan
2
investasi swasta di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo (TNK) ,
adalah bukti nyata jika kebijakan agraria yang diterapkan tidak
melihat dampak ekologis kedepannya. Ijin pembangunan resort
dan sarana wisata swasta oleh PT Komodo Sagara Lestari (PT
KSL) jelas bertentangan dengan prinsip utama keberadaan TNK
sebagai kawasan konservasi alami satwa Komodo.
Konflik agraria memang tidak ada henti – hentinya, baik
siapa saja rezim penguasanya. Frasa “kebijakan reforma agraria”
selalu ada dalam penyataan visi, misi maupun program kerja
dalam setiap rezim pemerintahan yang berkuasa. Sayangnya
semua kebijakan yang dikeluarkan tidak senafas dengan reforma
agraria. Kini setidaknya ada tiga peluru yang siap mengancam
masa depan UUPA dan Reforma Agraria. Pertama kebijakan yang
lahir dengan desakan keinginan para penguasa dan desakan
penolakan dari rakyat. Kedua, aturan sektoral di bidang agraria
yang berseberangan dengan nilai konstitusi dan HAM, seperti
UU Minerba dan Perijinan Pemanfaatan dan Pengalihfungsian
Lahan. Ketiga semakin melonjaknya kasus konflik agraria yang
letusannya sudah siap dilihat didepan mata.
Dengan banyaknya kasus konflik agraria yang bermunculan
hingga saat ini, menjadikan bukti jika kebijakan yang lahir
2 Taman Nasional Komodo (TNK) didirikan tahun 1980 dan terletak di Pulau Rinca Kecamatan
Komodo, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. TNK dinyatakan sebagai World
Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986.
Refleksi 60 Tahun UUPA 21