Page 11 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 11

PERMASALAHAN PENGUASAAN TANAH KAMPUNG TUA KOTA BATAM

                                Tanjung Nugroho, Tjahjo Arianto, dan Eko Budi Wahyono


             Ringkasan Eksekutif
             Suatu perlakuan yang sama bagi semua anggota masyarakat yang terakomodasi dalam keadilan
             regulatif, sesungguhnya mengandung kebebasan dan kesamaan bagi semua orang. Pengakuan

             itu memperlihatkan adanya kesadaran sosial yang mendasar, bahwa kebebasan dan kesamaan
             adalah nilai yang sifatnya tidak dapat dikorbankan. Konsep keadilan yang berakar dari prinsip
             hak  mengandung  arti  bahwa  semua  orang  tidak  harus  diperlakukan  sama  tanpa
             memperhatikan perbedaan-perbedaan penting yang ada pada setiap individu. Ketidaksamaan
             dalam distribusi nilai-nilai sosial selalu dapat dibenarkan apabila kebijakan yang dikeluarkan

             demi menjamin dan membawa manfaat bagi semua orang.
                   Konsep  di  atas  memberi  tempat  dan  menghargai  hak  setiap  orang  untuk  menikmati
             hidup  yang  layak.  Kekuatan  daripada  keadilan  terletak  pada  tuntutan  bahwa  ketidaksamaan
             dibenarkan  sepanjang  memberikan  keuntungan  bagi  semua  pihak,  dan  sekaligus  memberi
             prioritas  pada  kebebasan.  Pembatasan  terhadap  hak  dan  kebebasan  hanya  dapat  dilakukan
             demi melindungi dan mengamankan pelaksanaan kebebasan itu sendiri. Ketidaksamaan dalam

             nilai  sosial  dan  ekonomi  tidak  harus  diartikan  sebagai  suatu  ketidakadilan.  Dikatakan  adil
             apabila  setiap  orang  memiliki  apa  yang  ia  berhak  atasnya.  Namun,  dalam  suatu  masyarakat
             kemungkinan terjadi keterbatasan sumber atau kelangkaan benda, sehingga asas historis dan
             pemilikan  hak  saja  tidak  menciptakan  keadilan.  Setiap  orang  memiliki  suatu  hak  tehadap
             sesuatu  benda  yang  telah  dimilikinya,  selama  pemilikan  oleh  orang  itu  tidak  memperburuk

             situasi daripada orang-orang lain, maka akan dikatakan adil.
                   Sementara  itu  kebutuhan  untuk  menemukan  suatu  dimensi  hak  asasi  manusia  (HAM)
             dalam  proses  pembangunan  telah  diakui  oleh  berbagai  negara  dan  organisasi  internasional.
             Semakin  banyak  digunakan  kriteria  HAM  dalam  perencanaan,  penerapan,  dan  evaluasi
             program-program  pembangunan.  Kecenderungan  ini  menunjukkan  pergeseran  yang  berarti
             dari  keadaan  sebelumnya  yang  menganggap  HAM  dan  pembangunan  sebagai  dua  hal  yang

             terpisah.  Hal  ini  berarti  Negara  cenderung  tidak  mengintegrasikan  pertimbangan  HAM  ke
             dalam  program-program  pembangunannya,  dan  kurang  bertanggung  jawab  terhadap
             implikasinya.  Pendekatan  baru  yang  melibatkan  dimensi  HAM  ini  perlu  diterapkan  pada
             tataran kebijakan dan operasional. Beberapa bukti menunjukkan bahwa hak masyarakat adat
             dapat diberikan porsi yang lebih besar dalam pembentukan dan penerapan program-program

             pembangunan yang berdampak terhadap mereka. Hal ini bisa menghasilkan diintegrasikannya
             hak masyarakat adat ke dalam program pembangunan yang sistematik, karena masyarakat adat
             cenderung  akan  menjadi  kaum  yang  paling  miskin  dan  termarginalkan  dalam  proses
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16