Page 499 - Berangkat Dari Agraria
P. 499

476  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             pandangan yang  “myopic”.  Konsekuensi yang  sering  dihadapi
             ialah timbulnya tumpang tindih  antara  berbagai  aturan  hukum
             maupun kepentingan  antar  disiplin  sehingga kebijakan harus
             memilih kepentingan mana yang harus didahulukan, yang dari segi
             filsafat  hukum  berkaitan  dengan  pilihan  nilai kepastian  hukum,
             kemanfaatan ataukah keadilan.
             Inilah  salah  satu kontribusi buku ini bagi mereka  yang  ingin
             memahami  sejarah  perkembangan  masalah-masalah agraria
             di  Indonesia.  Sebagai  sahabat,  saya  mengenal  penulis sebagai
             tokoh muda  yang  peduli  dengan kepentingan  sebagian besar
             masyarakat agraris Indonesia. Saya yaqin penulis ingin mewarisi dan
             meneruskan  kepedulian oleh guru  besar guru  besar, serta  teman-
             teman seperjuangan penulis, sebagai bukti pengabdian penulis bagi
             nusa dan bangsa (Malang, 29 Juni 2023).

             3.  Prof. Endriatmo Soetarto 145
             Membaca faedah suatu tulisan atau buku, termasuk karya yang kali
             ini disusun oleh rekan Usep Setiawan, sudah barang tentu tergantung
             pada perspektif atau mungkin selera si pembaca itu sendiri. Namun
             tentu  ada  sisi menarik  yang  pertama-tama bisa mengundang
             kita untuk menyimaknya. Mas Usep (lebih tepat lagi) Kang Usep,
             dikenal sebelumnya sebagai pegiat agraria yang lama berkiprah di
             lingkungan masyarakat sipil, yaitu Konsorsium Pembaruan Agraria
             (KPA). Kini mengemban tugas sebagai Tenaga Ahli di Kantor Staf
             Presiden (KSP).

             Karya  tulis  yang  dihimpun  dalam buku ini  sudah barang  tentu
             terasa membentang, berkelindan nuansa yang langsung atau tidak
             langsung, kuat atau lemah pengetahuan, pengalaman, dan semangat
             kala penulis masih menggebu sebagai aktivis sosial dan kemudian
             menapaki ‘karier’ sebagai aktor penting di tubuh pusat kekuasaan
             negara. Dengan demikian, buku kumpulan tulisan ini bisa jadi ada
             karya-karya yang  mungkin terasa  bernilai ‘mendobrak’,  ‘romantis’,
             atau jangan-jangan naif belaka. Namun yang pasti, ada juga yang


             145  Guru Besar Sosiologi Pedesaan IPB, Mantan Kepala STPN Yogyakarta.
   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503   504