Page 494 - Berangkat Dari Agraria
P. 494
EPILOG 471
Jejak Pena Dengan Tiga Kekuatan
sosiologi. Dengan begitu publik, khususnya para sarjana antropologi
dan sosiologi, bisa berharap lahirnya kebijakan Negara yang telah
mempertimbangkan aspek-aspek sosial-kemasyarakatan yang ada
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan begitu, kebijakan
itu akan lebih membumi. Sesuatu yang jarang terjadi selama ini.
Seperti diakuinya sendiri pada bagian Sekapur Sirih dari Penulis
buku ini, posisinya sebagai “orang dalam” tentu saja mempengaruhi
kecukupan data, informasi, dan analisis penulisan. Melalui
kedudukannya sebagai “orang dalam”, pada suatu sisi, tentu telah
memberikan keistimewaan dalam mengakses data-data yang tidak
atau belum beredar di/ke tengah publik.
Di pihak lain, pada tahap analisis, terlepas dari setuju atau tidak
setuju terhadap keputusan atau posisi yang diambilnya, tulisan
Kang Usep lebih bernada “menjelaskan” kebijakan ketimbang
“menyarankan” kebijakan yang seharusnya ada. Kecuali pada satu-
dua kesempatan saja, tentu tanpa harus kehilangan kekritisannya
sebagai seorang aktivis yang betapa pun telah mendarah-daging
dalam dirinya.
Tiga posisi yang berkelindan ini, dalam pandangan saya, akhirnya
melahirkan tulisan-tulisan unik. Sebagaimana tersaji dalam buku
ini. Ketiga kekuatan yang ada pada diri Kang Usep itu memang tidak
disia-siakannya. Bahkan telah mewarnai tulisan-tulisannya yang
dihimpun dalam buku Berangkat dari Agraria ini. Ada kalanya ketiga
kekuatan itu terasa kental. Namun, ada kalanya pula terasa tipis-
tipis saja. Tentu akan memakan banyak ruang untuk membahasnya
satu per satu. Biarlah pembaca budiman menemukannya dalam isi
buku ini.
Secara personal, saya merasa beruntung berteman baik dengan
Kang Usep. Sebagai sesama orang dengan latar pendidikan yang
sama, kami bisa berdiskusi dan bertukar-pikiran tentang bagaimana
pendekatan antropologi-sosiologi perlu mewarnai gerakan sosial dan
kebijakan pemerintah atau negara. Kebetulan kami juga merupakan
sesama warga dari dua komunitas yang disebut terakhir itu.