Page 490 - Berangkat Dari Agraria
P. 490
EPILOG 467
Jejak Pena Dengan Tiga Kekuatan
dalam pengembangan pertanian yang memihak petani dan industri
untuk menjawab krisis pangan dunia, menjadi tantangan yang mesti
dijawab bersama.
Keenam, mengenai isu desa menjadi isu krusial. Gerakan desa
membangun telah menjadi agenda negara melalui pembentukan
Kementerian Desa dan penganggaran Dana Desa dalam APBN
menjadi pembeda di era Presiden Joko Widodo dibanding
sebelumnya. Pemberdayaan masyarakat desa menjadi kegiatan
penting pemerintah bersama masyarakat sipil. Dunia usaha
pun terlibat memperkuat desa. Gairah desa membangun dan
pembangunan di desa dilakukan berbagai kalangan. Membangun
mulai dari pinggiran dan desa-desa terus berkembang dalam praktik.
Desa terus bangkit mengambil posisi strategis dalam pembangunan
nasional.
Ketujuh, membahas kehutanan sebagai sektor pembangunan
kekayaan alam yang strategis. Permasalah di sektor kehutanan
akan mempengaruhi kondisi agraria secara umum. Selain luasan
yang jumlahnya luar biasa atau sekitar 70% dari daratan Indonesia,
kehutanan menjadi sumber kehidupan bagi sebagian manusia
Indonesia. Kesepakatan bersama untuk menata batas kawasan
hutan agar konflik mereda telah dibuat. Perubahan kebijakan untuk
penetapan kawasan hutan dilakukan bertahap. Perhutanan sosial
digencarkan agar rakyat dan desa di dalam atau di sekitar kawasan
hutan bisa bernafas lega.
Kedelapan, fokus pada isu ekologi sebagai perhatian penting.
Melestarikan lingkungan hidup dan menjaga layanan alam menjadi
tujuan utama dari reforma agraria. Faktor ekologi ditempatkan
sebagai bagian integral dari perjuangan mewujudkan keadilan
agraria. Karena memburuknya kondisi lingkungan dan menurunnya
kualitas alam menjadi alasan pokok bagi dilaksanakannya penataan
agraria. Perspektif ekologi manusia menjadikan hubungan manusia
dengan lingkungan saling mempengaruhi. Melestarikan lingkungan
mutlak menjadi keharusan. Memperbaiki kualitas layanan alam
menjadi wujud keadilan ekologi di lapangan agraria.