Page 485 - Berangkat Dari Agraria
P. 485
462 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
Kelima, siapkan mental atau batin agar tenang dan ikhlas
menjalani Lebaran. Kesiapan batin akan memperkaya silaturahmi
dalam rangka lebaran menjadi lebih khusyuk dan bermakna positif
bagi kehidupan yang lebih baik. Ketenangan dan keikhlasan batin
selama mudik akan memancar dalam sikap dan perilaku di jalanan
dan di tempat dimana kita berada.
Salah satu makna terpenting Lebaran adalah silaturahmi
sesama anggota keluarga, tetangga dan masyarakat. Perjumpaan
dengan keluarga besar dan saudara di kampung halaman menjadi
“kemewahan” yang dirindukan karena saat pandemi Covid-19, hal
itu menjadi “terlarang”.
Tadabur alam
Perjumpaan dengan sesama anggota keluarga inti menjadi
perjumpaan bermakna yang selalu membahagiakan. Bercengkerama
dan berbagi cerita dengan keluarga menjadi ritual penting saat
lebaran. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan tulus
dilakukan di kala Lebaran.
Selain silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan saudara,
lebaran juga biasanya menjadi ajang silaturahmi dengan alam dan
lingkungan. Para pemudik dan keluarga biasanya berkunjung ke
tempat-tempat yang menjadi lokasi pariwisata berupa pantai dengan
deburan ombak dan angin pesisir, atau gunung yang mengalirkan
sungai jernih dan semilir angin sejuk. Ada juga air terjun dan danau
atau situ di berbagai tempat.
Untuk warga yang kampung halamannya di Priangan Timur ada
pantai indah Pangandaran, Batu Hiu, atau Karapyak di Pangandaran,
Ranca Buaya di Garut, Cikalong di Tasikmalaya, Cidaun di Cianjur,
dan Pelabuhan Ratu di Sukabumi.
Ada juga gunung yang gagah, seperti Galunggung (Tasikmalaya),
Papandayan (Garut), Sawal (Ciamis), Ciremai (Kuningan), Tangkuban
Parahu dan (Bandung/Subang). Selain itu, Situ Lengkong (Ciamis),
Situ Gede (Tasikmalaya), Situ Cangkuang (Garut), lalu Curug Tujuh
(Ciamis), dan Curug Luhur (Pangandaran).