Page 473 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 473

Mochammad Tauchid

            alannya orang-orang yang ada di luar kalangan petani sendiri.
            Perubahan masyarakat tani tidak dapat hanya dipaksakan dan
            diperintahkan dari atas atau dari luar kalangannya.
                Dalam mengupas masalah pertanian sekarang orang biasa
            memandang dari sudut dan sebagian segi-seginya saja. Per-
            tanian baru merupakan obyek peninjauan dan penelitian.
            Menjadi bahan pelajaran untuk mencoba-coba resep-resep
            orang pandai baik dari orang politik maupun orang teknik.
                Umumnya orang mempersoalkan pertanian sebagai yang
            berdiri di luarnya. Tidak sebagai persoalan atau salah satu
            masalah yang dihadapi dan membelit dirinya. Belum dirasa-
            kan perjuangan petani sebagai perjuangan sendiri. Karena itu,
            maka bagaimanapun baik dan tingginya cita-cita, sering-sering
            hanya merupakan ‘sikap belas kasihan’ untuk menyampaikan
            rasa cinta kasih terhadap makhluk petani yang pantas dibelas-
            kasihani.
                Setengahnya lagi orang menyelidiki dan mempelajari
            masalah pertanian dengan mempelajari watak, tabiat, dan adat
            istiadat orang tani, diperlukan untuk mencari jalan bagaimana
            dengan adat itu dapat diteruskan pengisapan dan penindasan.
                Sikap mengasihani orang tani, dengan melindungi kese-
            lamatannya, agar dapat mempertahankan diri dari serangan
            luar, sebagai budi luhur, sama saja dengan mempertahankan
            keadaan yang lama supaya jangan rusak.
                Dorongan agar orang tani tidak pasif defensif, tetapi aktif
            ofensif, supaya orang tani tahu akan harga diri, tahu tang-
            gung jawab dan hak di samping kewajibannya, itulah usaha
            yang mesti dijalankan.
                Untuk menyambut keadaan dan perubahan hidup selu-
            ruhnya seperti diuraikan semuanya itu, petani sendiri yang

            452
   468   469   470   471   472   473   474   475   476   477   478