Page 555 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 555

Masalah Agraria

            Lampiran : VII


                   PERSETUJUAN KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN
            Pemerintah Indonesia Serikat dan Kerajaan Nederland,
            berkeinginan hendak mengatur perhubungan baru di lapangan
            keuangan dan perekonomian yang terjadi karena pencerahan
            kedaulatan dan hendak mencapai kerja sama di lapangan itu;
            Mengingat pasal 2 dan 22 Statut-Uni;
            Telah memutuskan mengadakan persetujuan sebagai berikut;


                                   BAGIAN A
                 HAK, KONSESI, IZIN DAN MENJALANKAN PERUSAHAAN

                                    Pasal 1
            1 . Terhadap pengakuan dan pemulihan hak, konsesi dan ijin
              yang diberikan dengan syah menurut Hukum Hindia-Belanda
              (Indonesia) dan yang pada waktu pencerahan kedaulatan ma-
              sih berlaku, maka Republik Indonesia Serikat berpangkal pada
              pendirian bahwa hak, konsesi, dan ijin itu diakui dan bahwa
              yang berhak—sekedar ini belum terlangsung—akan dipulih-
              kan ke dalam pelaksanaan haknya dengan perbuatan, segala-
              galanya dengan mengindahkan yang tersebut pada ayat-ayat
              ini yang berikut:
            2 . Republik Indonesia Serikat tidak melepaskan hak mengadakan
              penyelidikan hak-hak, dan ijin penting-penting yang diberikan
              sesudah 1 Maret 1942 dan yang mempengaruhi politik pere-
              konomian Republik Indonesia Serikat, dengan maksud menye-
              lidiki apakah pasal-pasal harus dijalankan.
            3 . Akan diperhatikanlah:
              a. bahwa selama pendudukan Jepang dan kemudian selama
                revolusi telah terjadi bahwa tanah-tanah onderneming
                yang sudah dibongkar tanamannya untuk digunakan akan
                pertanian dan pekarangan, telah diduduki rakyat—selama
                masa pendudukan Jepang dengan ijin pembesar-pembesar
                Jepang—dan bahwa pada hal-hal yang tertentu, jika tanah

            534
   550   551   552   553   554   555   556   557   558   559   560