Page 21 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 21

Keistimewan Yogyakarta
            tetapi juga tidak sepenuhnya domestik.
                Bagi para pembaca yang setia mencermati isi buku ini,
            saya percaya kaitan antara kekhususan sejarah revolusi In-
            donesia itu akan menjadi lebih nampak, ketika kita membica-
            rakan keistimewaan Yogyakarta dari pandangan, posisi,
            peran, dan sumbangsih Paku Alaman seperti yang ditawarkan
            buku ini.  Saya setuju dengan para penulis bahwa Kadipaten
            Paku Alaman berada di depan pecahan Kerajaan Mataram lain-
            nya dalam mengapropriasi dunia Barat. Sudah sejak Paku
            Alam II, pendidikan modern diterima sebagai jalan menuju
            cita-cita memasuki dunia baru. Bahkan kemudian Paku Alam
            V yang lebih ekonom daripada pujangga itu mengembangkan
            yayasan beasiswa Darmo Woro untuk putera-putera Paku
            Alam yang mau mengkases budaya Barat tanpa meninggalkan
            kejawaan mereka (lihat hlm. 58-94). Buah manis dari proses
            itu adalah lahirnya tokoh-tokoh pergerakan nasional yang
            menjadi sentral dalam buku ini, antara lain Soerjopranoto (raja
            pemogokan SI), Soewardi Soerjoningrat atau Ki Hadjar
            Dewantoro (pendiri Taman Siswa), serta Notosuroto (buda-
            yawan). Dialektika ketiga tokoh kreatif ini dinyatakan (hlm.
            94) telah menghasilkan manusia-manusia yang melampaui
            masanya (yang terjajah). Jadi mereka telah menjalankan revo-
            lusi kemerdekaan yang khas dan istimewa.
                Kelebihan buku ini dibandingkan buku lain mengenai
            (Keistimewaan) Yogyakarta, antara lain juga pada tawaran
            para penulis agar kita tidak berhenti membicarakannya pada
            citra parsial Paku Alam VIII dan Hamengku Buwono IX dalam
            revolusi. Mereka mengajak kita melihat untuk menatap pada
            ruang paradoks yang dialami kedua tokoh itu. Benar mereka
            telah mempersembahkan tahta untuk rakyat, tetapi juga benar

            xx
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26