Page 214 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 214

Akses Masyarakat Atas Tanah

               karta (pada tahun 1919, 1984, dan 1990-an), juga di beberapa
               negara, kasus Sertifikasi seringkali memberi gambaran serupa.
                   Sebaliknya juga, status adat juga bisa menjadi kekuatan
               imperatif untuk memarjinalkan masyarakat ketika adat
               digunakan sebagai dalih oleh para elitenya. Kasus rencana
               penambangan pasir besi di Kulon Progo memberi pemahaman
               bagi kita, bagaimana seharusnya tanah yang dilindungi secara
               adat, bisa diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat banyak.
               Ia sekaligus menyadarkan kemungkinan bahaya yang bisa
               ditimbulkan, jika adat justru hanya untuk memberi jaminan
               pada sejumlah kecil orang saja. Tentu kita tidak menginginkan
               adat diciutkan maknanya menjadi ‘hak milik pribadi’ yang
               kemudian bisa ditawarkan kepada siapa pun yang bisa mem-
               belinya. Sebab adat adalah kebudayaan, sebagaimana budaya,
               ia adalah ‘buatannya’ orang banyak.
                   Pelaksanaan UUPA di Yogyakarta barangkali juga bisa
               menjadi pembelajaran untuk memikirkan ulang bagaimana
               cara terbaik, untuk di satu sisi hukum nasional ditaati, dan di
               sisi lain bagaimana hukum itu dijalankan di atas ruang sosial,
               historis, dan geografis yang ada. Melalui Yogyakarta, bukan
               saja bagaimana kemudian UUPA ‘memandang’ hukum adat,
               namun sekaligus bagaimana lokalitas-lokalitas itu ‘meman-
               dang’ balik UUPA. Sebagaimana pengalaman Reforma Agraria
               di India, pemikiran ke arah pelaksanaan Reforma Agraria yang
               diatur oleh pemerintah (hukum) pusat, namun pelaksanannya
               diserahkan kepada daerah-daerah, perlu dilakukan. Hal ini
               mengingat perbedaan kondisi masyarakat dengan latar seja-
               rah yang berbeda dan pengalaman politik yang multiragam
                   Bila aspek pertanahan dianggap sebagai salah satu subs-
               tansi keistimewaan Yogyakarta, maka gagasan yang dibayang-

                                                                  191
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219