Page 213 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 213

Keistimewan Yogyakarta
                Pengalaman ini memberi cara pandang baru bagaimana
            masyarakat saling melihat dirinya, pihak Paku Alaman, dan
            pemerintah, serta bagaimana pinggiran dan pusat saling me-
            mandang. Dalam cara pandang mereka, keberadaan tanah adat
            PAG (dan SG) yang sedang mereka hadapi malah diselewengkan
            oleh elit-elit adatnya dan cenderung mengorbankan masya-
            rakat (adat) yang telah mengolah dan berdiam di atasnya.
            Dalam konteks semacam inilah keistimewaan Yogyakarta
            dimaknai ulang.


            J. Ikhtisar
            Status tanah adat (Sultan Ground dan Paku Alaman Ground)
            sebenarnya mampu memberikan kesempatan masyarakat
            akses pada tanah. Akan tetapi hal ini sangat tergantung pada
            sikap yang diambil sang penguasa untuk mendermakan
            tanahnya kepada rakyat, ikut memberi jaminan atasnya, dan
            melindungi dari kekuatan besar yang tidak bisa dihadapi sen-
            diri oleh mereka. Agar aksesibilitas itu mendapat jaminan yang
            langgeng, maka perlu didefinisikan kembali apa arti adat itu.
            Apakah adat itu lebih menyangkut pada elit adat (elitisasi adat)
            ataukah juga komunitas/anggota adat, serta kelembagaan adat
            yang di dalamnya ada ‘paugeran-paugeran’ yang ditaati dan
            disepakati bersama, dan menjadi dokumen publik yang bisa
            dilihat agar semuanya bisa saling melakukan kontrol.
                Sertifikasi tanah, sebagai tafsir minimalis terhadap pelak-
            sanaan UUPA di Yogyakarta, sebaliknya juga rentan terhadap
            praktik-praktik komersialisasi yang akan mengiringinya.
            Sertifikasi seringkali, pada kenyataannya, menjadi awal untuk
            memudahkan alih fungsi dan kepemilikan lahan melalui pasar
            tanah. Tidak hanya pengalaman yang pernah terjadi di Yogya-

            190
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218