Page 209 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 209

Keistimewan Yogyakarta
                                                           51
            lahan pesisir itu. Maka warga kemudian mengolahnya.   Tanah
            pasir yang mengandung biji besi, atau dikenal dengan gumuk
            pasir bagi warga setempat, dengan teknologi setempat kemu-
            dian berhasil diolah menjadi lahan pertanian.

                ‘Kalau saat ini bisa dikatakan pertanian kita sudah berhasil,
                karena pada dasarnya lahan di daerah pesisir adalah lahan
                marjinal, tidak bisa ditanami hanya berupa gundukan-gun-
                dukan tanah. Kemudian ada seseorang yang mencoba mengo-
                lah dan berhasil, masyarakat kemudian meniru. Memang
                kita tidak memiliki sertifikat atas tanah tersebut, namun
                kami sudah mengolahnya sejak 30 tahun lalu. Jadi generasi
                kita, generasi kakek saya tinggal menggarap apa yang sudah
                dirintis oleh simbah-simbah kami. Lahan itu sangat menjan-
                jikan untuk masa kini, dan sebgai penopang kehidupan
                masyarakat pesisir. Lokasi lahan itu di sepanjang pesisir.’ 52

                Pengolahan lahan pesisir melibatkan banyak keluarga
            petani, sekitar 30 ribu orang, yakni mereka yang ada di sepan-
            jang  22 kilometer pesisir, melewati sekitar 10 desa.  Masing-
            masing petani menguasai lahan seluas 1000-5000 m . Mulai
                                                           2
            dari anak-anak kecil hingga kakek-nenek bercocok tanam.
            Anak-anak sekolah pun pagi sebelum berangkat sekolah,
            menyempatkan untuk merawat tanaman, demikian juga saat
            pulang sekolah. Pegawai negeri di daerah itu, bahkan ada
            seorang polisi, yang penghasilan terbesarnya berasal dari ber-
            tani. Akhir tahun 2008, ketika banyak orang fasih bicara
            tentang ‘krisis global’, petani di daerah ini justru berbondong-
            bondong mendatangi dealer untuk membeli motor secara



            51  Ibid .
            52  Widodo, 31 tahun, petani lahan pasir di Garongan, Panjatan, Kulonprogo.
             Wawancara, Yogyakarta, 8 Januari 2009.

            186
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214