Page 107 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 107
82 M. Nazir Salim
masyarakat Pulau Padang. Kajian berikut menemukan bahwa Pulau
Padang bukanlah pulau yang tidak berpenghuni melainkan sebuah
pulau yang telah didiami jauh sebelum Indonesia merdeka. Orang
Sakai, Melayu, dan Jawa yang pada awalnya membuka hutan dan
memanfaatkan tanah-tanah di Pulau Padang. Dari pola penguasaan
kajian ini berlanjut pada awal masuknya RAPP ke Pulau Padang
(secara kronologis) yang menimbulkan banyak keresahan warga.
Kehadiran RAPP tidak begitu saja diterima, tetapi mendapat banyak
penolakan dan perlawanan dari warga hingga menyebabkan korban
berjatuhan, baik di pihak petani maupun perusahaan.
A. Large-Scale Land Acquisitions: Pola dan Praktik
Ada beberapa istilah terkait akuisisi lahan skala luas, yang
terkadang sangat membingungkan karena saling tumpang tindih
penggunaannya. Saya ingin mendekati sebagai kerangka pilihan
posisi dalam mendefinisikan akuisisi lahan skala luas sebagai bagian
dari skema perampasan lahan, hal itu dilihat dari pola, proses,
dan praktik yang dijalankan. Namun pendefinisian itu tidaklah
bersifat mutlak, karena yang paling penting penulis lihat bukan
pada definisinya melainkan prosesnya. Lebih jauh, posisi ini untuk
membaca lebih lanjut bagaimana akuisisi lahan (large-scale land
acquisitions) di Pulau Padang oleh RAPP sebagai korporasi dengan
kekuatan modal yang tidak “terbatas”.
Derek Hall sendiri dalam kesimpulan tulisannya tentang
“Primitive Accumulation, Accumulation by Dispossession and the
Global Land Grab” menyebut ada saling tumpang tindih dalam
penggunaan konsep tersebut. Menurutnya, ada banyak hasil kajian
tentang perampasan lahan yang dalam praktik digunakan secara
bergantian dan kadang tumpang tindih antara satu kasus dengan
kasus yang lain. Beberapa kajian menyebut terkait “land acquisitions,
land dispossession, land deal, compulsory land acquisition atau Land