Page 212 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 212
Mereka yang Dikalahkan 187
dan pengorganisasian yang solid melihat Pulau Padang adalah
wilayah pulau terpisah dengan ibukota kabupaten dan provinsi,
dibutuhkan banyak modal untuk melakukan aksi-aksi protesnya.
Bahkan kegiatan aksi bukan hanya sebatas di Riau saja, tetapi
beberapakali melakukan aksi protes di Jakarta.
Sebagai sebuah perjuangan melawan korporasi sekaligus negara
dalam mempertahankan jengkal demi jengkal tanahnya, apa yang
ditunjukkan petani Pulau Padang adalah cara yang cukup menarik
dan memberikan banyak pelajaran. Sebuah wilayah terpencil
dengan aksi yang cukup luas memberikan dampak yang luas bagi
pergerakan petani Riau khususnya. Dan terbukti, pembentukan
tim penyelesaian kasus Pulau Padang oleh Kementerian Kehutanan
menunjukkan bahwa perlawanan yang diberikan oleh petani Pulau
Padang tidak bisa dianggap sepele. Sebagai sebuah tekad dan upaya
perjuangannya, apa yang dilakukan cukup berhasil karena mampu
menyadarkan negara untuk berpikir ulang atas tindakannya,
setidaknya warga Pulau Padang berhasil mendesak negara untuk
melakkan revisi kebijakannya yang sangat meresahkan. Sekalipun
hanya bagian kecil yang dianggap berhasil, akan tetapi apa yang
dilakukan petani Pulau Padang cukup membuat para pengambil
kebijakan “menyadari atas kekeliruannya”.
Sayangnya, hasil yang dicapai tidak sebanding dengan
perjuangan yang dilakukan selama ini, masih terdapat beberapa desa
yang wilayahnya termasuk lahan-lahan petani masuk area konsesi
RAPP. Dan yang paling dianggap mengecewakan bagi sebagian
petani Pulau Padang adalah mereka kalah dalam arti sesungguhnya:
terampas sebagian tanahnya, diabaikan hak-haknya, dan terancam
rusak lingkungannya. Kondisi itu yang kini oleh sebagian warga
mulai dirasakan, di mana bencana-bencana kecil yang dikhawatirkan
mulai bermunculan. Kini, petani Pulau Padang tidak berhenti dan
menyerah, berbagai upaya untuk mempertahankan tanah masih