Page 209 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 209
184 M. Nazir Salim
Tidak mungkinkan kumbang datang dari kampung-kampung kami”,
demikian jelas Pairan.
Fenomena ini meluas di Lukit, dan pohon-pohon mulai mati
satu per satu. Ketika penulis singgah di rumah Yahya, dan diajak
berkeliling di belakang rumahnya, penulis dapati pohon-pohon
kelapa belakang rumah Yahya juga mengalami nasib yang sama,
mengering dan mati setelah di makan kumbang hitam.
Gambar 22. Pohon kelapa yang mati dimakan kumbang hitam. (Sumber foto:
Koleksi Pribadi penulis, diambil di Desa Lukit)
Dampak berikut yang sangat menyedihkan bagi warga Pulau
Padang khususnya Desa Lukit adalah kekeringan yang parah. Salah
satu karakteristik lahan gambut adalah rentan kekeringan ketika
musim kemarau tiba dan mudah banjir ketika musim hujan datang.
Kondisi itulah sebenarnya sedari awal masyarakat Pulau Padang
bersikeras RAPP tidak layak beroperasi di Pulau Padang. Benar
bahwa masyarakat secara umum berpendidikan rendah, namun
pengetahuan lokal dan kearifan lokal mereka merupakan intelijensia
tersendiri bagi wilayahnya. Mereka paham betul dengan potensi dan
kerentanan lahan mereka. Bahwa mereka berkampanye ke mana-
mana dengan menegaskan bahwa Pulau Padang bisa tenggelam
jika RAPP dizinkan beroperasi bukanlah kampanye negatif, tetapi
berdasar pengalaman dan kejelian mereka mengamati wilayahnya
selama bertahun tahun. RAPP dengan membangun kanal-kanal besar
akan banyak menimbulkan bencana. Belajar dari Pelalawan yang