Page 204 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 204
Mereka yang Dikalahkan 179
parah, dan ini tidak bisa diterima oleh warga Lukit. Lebih jauh
warga meyakini jika operasi RAPP terus merangsek ke wilayah
perkampungan, lahan-lahan masyarakat, maka beberapa hal yang
ditakutkan adalah hancurnya pola ekonomi lokal yang berbasiskan
sagu dan perkebunan karet, berkurangnya lahan pertanian dan
perkebunan, serta warga kesulitan memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap kayu untuk pembangunan.
Sementara RAPP bersikeras mereka memiliki izin berdasar SK
180, area tersebut milik mereka. Dialog buntu karena masing-maisng
bertahan dan aparat keamanan turun tangan untuk menyelesaikan.
Untuk sementara hasil dari lobi Kapolres dengan warga tanpa pihak
perusahaan menyatakan Tanjung Gambar, Desa Lukit “distatus
quo-kan”. Artinya untuk sementara RAPP tidak boleh mengerjakan
lahan tersebut, dan alat berat harus segera dikeluarkan dari Tanjung
Gambar. Ancaman warga jika beroperasi mereka akan tidur di
wilayah tersebut sampai alat berat RAPP dibawa keluar dari Tanjung
Gambar.
27
Pairan menuturkan, warga memang telah menyepakati dengan
pihak perusahaan, akan tetapi khusus area konsesi yang masuk
wilayah administrasi desa akan dinegosiasikan ulang. Perusahaan
tidak boleh beroperasi di dalam wilayah desa sepanjang belum
ada proses resolusi konflik dan kesepakatan antara warga dengan
perusahaan. Kami mengawasi setiap gerak mereka, dan kami akan
terus berupaya mempertahankan wilayah kami. Sekecil apapun
tindakan RAPP harus atas persetujuan warga jika hal itu sudah masuk
di area administrasi desa, khususnya Lukit yang desanya paling luas
dan paling luas pula wilayahnya masuk dalam area konsesi RAPP. 28
27 “Warga Pulau Padang Berhasil Cegah Operasi Alat Berat PT.
RAPP”,http://www.berdikarionline.com/warga-pulau-padang-
berhasil-cegah-operasi-alat-berat-pt-rapp/
28 Disampaikan oleh Pairan, di Lukit, Pulau Padang.