Page 199 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 199

174   M. Nazir Salim


            perjuangan butuh proses dan tahapan, maka revisi SK Kemenhut No.
            327/2009 jo SK 180/2013 yang mengurangi luasan area konsesi RAPP,
            yang mundur sedikit dari area kampung dan rumah tinggal warga,
            maka jawabannya, aksi warga cukup berhasil, namun “hanya itu yang
            tampak, hanya itu yang didapat.” Tuntutan-tuntutan selebihnya tidak
            direspons dan mengecewakan. Namun jika pertanyaannya, apa yang
            diperoleh dari semua proses perjuangan panjang mempertahankan
            tanah, maka yang didapat tidak ternilai dengan uang, sangat besar
            pengalaman yang didapatkan oleh warga dan petani Pulau Padang

            khususnya. 22

                Aksi-aksi kami ke  sana ke  sini bersama masyarakat Pulau
                Padang waktu itu bukan berarti tidak berhasil, ya berhasil...ya
                itu tadi salah satunya dikeluarkannya SK 180/2013, setidaknya
                revisi  SK 327  dilakukan. Bayangkan kalau kami  tidak
                melakukan aksi protes, konsesi mereka itu sampai ke belakang
                rumah kami (Mekarsari), tetapi setelah direvisi, mereka keluar
                dari wilayah desa kami. 23

                Kini, setelah  resmi  RAPP beroperasi  di  Pulau Padang  warga
            hanya menjadi “penonton”. Warga diajak bergembira menyaksikan
            hutan gambut dan hutan alam mereka ditebang, tanah-tanah warga

            dikeruk  dijadikan  kanal-kanal  yang  luas,  kebun  karet  dan  sagu
            mereka ditumbangkan ditanami  dengan  tumbuhan  baru,  akasia-
            sebuah  tanaman yang  akan  mengharumkan  Indonesia di  mata
            dunia, karena tanaman itu menyelamatkan dunia dari kekurangan
            kertas. Mereka menolak disebut sebagai mesin pelaku deforestasi
            dan mereka menolak  disebut  sebagai  pihak  penyebab kerusakan
            ekosistem hutan dan menghadirkan bencana. Kami bukan pelaku
            deforestasi dan pengundang bencana, kami peduli pada alam, kami




            22  Penjelasan disampaikan oleh  Rinaldi, Yahya,  Mukhti, dkk.,  di
                Pekanbaru dan Pulau Padang, 2016.

            23  Disampaikan oleh Mukhti, di Mekarsari, Pulau Padang.
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204