Page 85 - Reforma Kelembagaan dan Kebijakan Agraria (Hasil Penelitian Strategis STPN 2015)
P. 85

KONTRIBUSI KANTOR PERTANAHAN TERHADAP
                 PENATAAN RUANG PESISIR KABUPATEN KENDAL




              Oleh Valentina Arminah, Wahyuni, dan Muh Arif Suhattanto





            A.  Pendahuluan

                Ruang pesisir harus ditata dengan baik dan benar agar kontestasi antar
            stake holder yang memanfaatkan ruang pesisir dapat diatur secara harmonis

            dan tidak menimbulkan konflik. Pengaturan wilayah dalam pemanfaatan
            ruang pesisir  tidak boleh saling  mengganggu dan harus berjalan secara
            seimbang, serasi dan harmonis baik antar pemanfaatan ruang di daerah
            pesisir maupun dengan daerah di sekitar pesisir. Perencanaan ruang pesisir
            harus dilakukan secara terpadu dan multisektoral antar instansi melalui
            proses  dan  prosedur yang  benar  menurut  perundang-undangan yang
            berlaku.

                Penataan  ruang adalah salah satu  instrumen  untuk  mengendalikan
            pemanfaatan ruang  termasuk ruang pesisir.  Pengendalian pemanfaatan
            ruang  dilakukan  melalui pemberian  ijin pemanfaatan ruang,  dengan
            maksud agar terdapat tertib pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata
            ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Undang-undang otonomi
            daerah memberi kewenangan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota

            untuk menyelenggarakan penataan pemanfaatan ruang bagi daerahnya.
                Penataan ruang pesisir harus diarahkan pada penataan ruang pesisir
            yang berkelanjutan. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007
            tentang Pengelolaan Wilayah Perairan kebijakan penataan ruang pesisir
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90