Page 39 - Konstitusionalisme Agraria
P. 39

seperti dengan dikeluarkannya Agrarische Wet 1870, bukan Land Wet
            untuk mengatur semua tanah dan sumber daya alam lainnya seperti
            hutan dan tambang – bahkan pada awalnya aturan yang dirancang
            adalah Cultuur Wet (UU tentang Usaha Pertanian) yang dipersiapkan
            oleh Menteri Kolonial van de Putte (Wignjosoebroto, 1995:87).  Hal
                                                                      8
            itu dibuktikan sebab kemudian aturan kolonial untuk hutan diatur
            dalam bentuk Bosch Ordonantie, sedangkan untuk pertambangan
            diatur melalui Nederlands-Indische Mijnwet 1899 (UU Pertambangan
            Hindia-Belanda).
                 Meskipun pada awalnya kata agraria itu bermakna sempit,
            namun perkembangan berikutnya telah terjadi perluasan atas
            makna agraria. Agraria kemudian dimaknai sebagai hubungan-
            hubungan antara manusia dengan tanah dan sumber daya alam
            lainnya termasuk air, hutan, kebun dan bahkan sumber daya yang
            ada pada perut bumi seperti bahan-bahan tambang. UU No. 5
            Tahun  1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
            menjadi suatu penanda perluasan makna agraria tersebut sebab di
            dalam UUPA yang dimaksud dengan agraria mencakup pula seluruh
            tanah, air, angkasa serta kekayaan alam yang melekat padanya.
            Sehingga sekarang bila orang berbicara tentang agraria, itu bukan
            saja membicarakan tanah pertanian, tetapi membicarakan berbagai
            sektor dalam pengelolaan sumber daya alam (Bdk Wiradi, 1984:313;
            Warman, 2010:45).
                  Dengan demikian, lingkup pengertian agraria dalam konteks
            kebijakan di Indonesia tidak lagi hanya sebatas tanah pertanian
            belaka, melainkan lebih luas sehingga meliputi, bumi air dan
            kekayaan yang terkandung padanya sebagaimana dimaksud oleh
            Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Lebih lanjut, jenis-jenis sumber agraria
            yang juga merupakan lingkup agraria adalah sebagai berikut (Sitorus
            dalam Suhendar dkk, 2002:34-5):



                 8 Rancangan  Cultuur Wet  yang  dipersiapkan Menteri Koloni  van  de Putte ketika
            dibahas di  Parlemen  Belanda  tidak diterima  sepenuhnya.  Terdapat dorongan  untuk
            amandemen  rancangan  tersebut.  Van  de  Putte  yang  mengusung  rancangan  itu  tidak
            menyetujui dan akhirnya tidak melanjutkan rancangan itu. Rancangan penggantinya adalah
            yang kemudian menjadi Agrarische Wet 1870 (Wignjosoebroto, 1985:87).

               8      Konstitusionalisme Agraria
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44