Page 43 - Konstitusionalisme Agraria
P. 43

orang-orang yang memperjuangkan tanahnya sebagai ‘sisa-sisa’
            Partai Komunis Indonesia masih melekat dan sengaja dihembuskan.
            Sebab itulah, dengan memberikan landasan konstitusional bagi
            orang-orang yang memperjuangkan tanahnya yang dirampas, maka
            perjuangannya itu menjadi perjuangan kewarganegaraan yang
            berlandaskan konstitusi.
                 Konstitusi agraria juga hendak menjadi argumentasi bagi
            upaya-upaya untuk menempatkan para petani dan kelompok
            marginal sebagai warga negara yang memiliki hak. Hal ini bertalian
            pula dengan penataan ulang hubungan antara negara dan warga
            negara. Dalam doktrin hak asasi manusia, ketika warga negara
            diposisikan sebagai pemilik hak, maka tanggungjawab negaralah
            untuk mengakui, menghormati, melindungi dan memenuhi hak-
            hak warga negara tersebut. Dengan cara pandang ini, maka negara
            tidak dibenarkan merampas tanah-tanah rakyat baik yang kemudian
            dipergunakan untuk konsesi kepada swasta maupun wilayah-wilayah
            konservasi yang membatasi akses warga untuk memperoleh manfaat
            dari sumber daya. Selain itu, konstitusi agraria menjadi landasan
            penting untuk mewujudkan pengintegrasian warga ke dalam negara
            karena selama ini, konflik-konflik agraria yang melibatkan petani,
            masyarakat adat dan sebagainya telah mengganggu proses integrasi
            petani, masyarakat adat dan kelompok marginal lainnya untuk
            menjadi warga negara yang dihargai keberadaannya sebagai manusia
            Indonesia yang dicita-citakan dengan pendirian Republik Indonesia.


            Konstitusi agraria di berbagai negara

            Konseptualisasi hubungan negara dan rakyatnya dengan tanah dan
            sumber daya alam lainnya yang disebut dengan konstitusi agraria
            tidak saja terjadi di Indonesia. Telah banyak negara yang menempuh
            jalur serupa. Konstitusi Uni-Soviet 1918 misalnya dalam Bab 2, Pasal 1
            paragraf 3a dan 3b mendeklarasikan bahwa semua tanah adalah milik
            negara (all land is declared national property) dan kepemilikan tanah
            perorangan dihapuskan (private ownership of land is abolished).
            Ketentuan tersebut sejalan dengan sistem ekonomi komunis dimana



               12     Konstitusionalisme Agraria
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48