Page 48 - Konstitusionalisme Agraria
P. 48

hakikatnya hak perseorangan dan masyarakat atas tanah adalah
            dasar dan tujuan hak menguasai dari negara.
                 Nurhasan Ismail telah pula menulis disertasi di Universitas
            Gadjah Mada pada tahun 2006 dengan judul: Perkembangan Hukum
            Pertanahan di Indonesia. Suatu Pendekatan Ekonomi Politik. Di
            dalam disertasinya, Nur Hasan membahas perkembangan hukum
            pertanahan dengan melihat siapa kelompok yang diuntungkan
            dari adanya hak menguasai tanah oleh negara. Untuk menunjukan
            adanya perubahan nilai-nilai, Nurhasan membagi perkembangan
            hukum pertanahan dalam dua periode, yaitu periode 1960-1965
            di mana masyarakat lebih menjadi orientasi hukum pertanahan
            dengan diberlakukannya berbagai peraturan yang berkaitan dengan
            landreform. Sementara itu, pada periode 1966-2005, kelompok yang
            lebih diuntungkan adalah pihak investor.
                 Penelitian disertasi yang dilakukan oleh Muhamad Bakri
            pada tahun 2006 di Universitas Airlangga dengan judul: Hak
            Menguasai Tanah oleh Negara. Paradigma Baru untuk Reforma
            Agraria menyimpulkan bahwa pembatasan wewenang negara yang
            bersumber pada hak menguasai negara atas tanah yang diatur dalam
            UUPA dibatasi oleh isi hak itu, hak perorangan atas tanah dan hak
            masyarakat hukum adat atas tanah ulayatnya. Hak menguasai tanah
            oleh negara tidak boleh melanggar hak-hak perorangan atas tanah
            atau hak masyarakat hukum adat atas tanah ulayatnya itu.
                 Pada tahun 2009 di Universitas Islam Indonesia, Winahyu
            Erwiningsih mempertahankan disertasi dengan judul: Pelaksanaan
            Pengaturan Hak Menguasai Negara Atas Tanah Menurut UUD
            1945. Dalam disertasi tersebut diungkapkan bahwa permasalahan
            pengaturan, pengurusan dan pengawasan hak atas tanah di
            Indonesia sampai saat ini masih jauh dari harapan masyarakat.
            Karena masih banyak peraturan yang belum dibuat, belum sinkron
            satu dengan lainnya serta peraturan yang ketinggalan zaman.
            Lemahnya pelaksanaan politik hukum agraria khususnya pertanahan
            juga berpengaruh pada aspek pengurusan dan pengawasan. Dari
            hasil analisis yang dilakukan Winahyu, dapat disimpulkan bahwa
            sampai saat ini masih terjadi tarik- menarik kewenangan urusan


                                                 Wacana Konstitusi Agraria     17
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53