Page 53 - Konstitusionalisme Agraria
P. 53

Kelima, reformasi yang bergulir sejak tahun 1998 menjadi
            arena kontestasi bagi kelompok yang memperjuangkan reforma
            agraria. Pembaruan hukum menjadi ranah yang digunakan untuk
            mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintahan sebelumnya.
            Berbagai regulasi baik yang mendukung reforma agraria, pengelolaan
            sumber daya alam berkelanjutan, sampai dengan yang mendorong
            berkembangnya pasar tampil secara bertumpuk. Pada masa ini
            legislasi di bidang tanah dan sumber daya alam lainnya paling
            banyak dibuat, terdapat lebih dari 30 undang-undang dalam kurun
            waktu lima belas tahun. Kebanyakan legislasi tersebut memberikan
            skema konsesi baru bagi usaha-usaha pemanfaatan sumber daya
            alam bagi perusahaan (bab V buku ini). Sejauh ini, legislasi lebih
            banyak ditujukan untuk melayani kepentingan investasi dari pada
            perombakan tatanan agraria yang semakin timpang.
                 Keenam, aktivisme judisial (judicial activism) yang dijalankan
            oleh Mahkamah Konstitusi dalam pengujian undang-undang
            terhadap UUD 1945 memberikan peran baru penafsiran terhadap
            hubungan penguasaan negara atas tanah dan sumber daya alam
            lainnya. Lewat serangkaian putusannya, Mahkamah Konstitusi telah
            menghadirkan suatu gagasan baru tentang hubungan penguasaan
            negara atas tanah dan sumber daya alam lainnya yang berbeda dengan
            konsepsi HMN. Dalam putusan-putusan Mahkamah Konstitusi,
            istilah HMN sudah mulai ditinggalkan. Konsepsi Konstitusional
            Penguasaan Negara yang merupakan konsepsi baru penguasaan
            negara  dalam bentuk wewenang pengaturan, membuat kebijakan,
            pengurusan, pengelolaan dan pengawasan merupakan cara pandang
            baru yang juga memberikan tolak ukur dan batas-batas penguasaan
            negara yang tidak boleh dilakukan dengan melanggar hak-hak
            warga negara. Pengusaan negara atas tanah dan sumber daya alam
            lainnya harus dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
            (kemanfaatan, pemerataan, partisipasi dan pengakuan terhadap hak
            masyarakat adat) (bab VI, VII dan VIII buku ini).
                 Ketujuh, kolonialisme mempengaruhi konseptualisasi
            penguasaan negara/penguasa terhadap tanah dan sumber daya alam
            lainnya. Melalui Prinsip Domein Verklaring yang diperkenalkan


               22     Konstitusionalisme Agraria
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58