Page 185 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 185
Lengkap (PTSL) yang mana diperlukan pemetaan paradigma
civil society yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu; paradigma
konformisme, reformisme dan tranformisme. Dalam
paradigma konformisme, civil society melakukan pekerjaan
mereka didasarkan pada bantuan karitatif, dan bekerja se-
bagai organisasi yang menyesuaikan dengan sistem dan
struktur yang ada. Pada paradigma ini, civil society dapat
membangun hubungan dengan pemerintah yang sifatnya kon-
sultatif. Selanjutnya dalam paradigma reformisme, semangat
utama civil society yang berpandangan reformis yaitu perlu-
nya partisipasi rakyat dalam pembangunan, bahwa keter-
belakangan mayoritas rakyat disebabkan oleh adanya sesuatu
yang salah dengan mentalitas dan nilai-nilai rakyat. Kegiatan
civil society diwujudkan dalam upaya-upaya memotivasi
rakyat agar berpartisipasi dalam pembangunan. Berbeda
dengan paradigma konformisme dan reformisme, paradigma
transformatif terasa lebih radikal karena melihat kondisi
struktural sosial ekonomi dan politik sebagai hasil pemaksaan
negara sehingga kegiatan civil society lebih aktif menekan
pemerintah terkait kasus– kasus penyimpangan kebijakan.
Peran civil society dalam program percepatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap dengan membangun collaboration
dengan pemerintah yang didasarkan atas paradigma reform-
isme dirasa lebih efektif, melihat kebutuhan masyarakat saat
ini memerlukan peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan
pembelaan atas hak–haknya untuk mendapatkan kepasatian
kepemilikan atas tanah. Hal ini sengat diperlukan untuk men-
dukung pencapaian target pesertipikatan tanah dan sekaligus
membantu mengatasi hambatan eksternal BPN di setiap
wilayah Kabupaten/Kota.
154