Page 69 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 69
Setelah ditelusuri, penambangan batubara di Jambi oleh PT
Bara Adhipratama yang disebut Rully sesungguhnya dilakukan
oleh PT NTC. Di dalam PT NTC terdapat saham PT Bungo Raya
Nusantara sebesar 60% dan PT Bara Adhipratama sebesar 40%.
Gautama Hartarto dan Rianzi Julidar menduduki posisi penting
di perusahaan ini, yakni sebagai komisaris. Nama-nama lain yang
duduk sebagai komisaris adalah Ratna Handini, Limas Madya
Nusantara, dan Iwan Asman Harahap. Posisi komisaris utama
dijabat oleh I Gusti Made Putera Astaman dan direktur utama
dijabat Alex F. H. Roemokoy. Sementara itu, Direktur PT NTC
adalah Edhy Supriyono, Trisas Suryawan Adiwijaya, dan Yudianto.
PT NTC mengalami perubahan kepemilikan saham
pada 2010. Kepemilikan saham PT Bungo Raya Nusantara
yang sebelumnya 40% turun menjadi 24,8 %. Sedangkan
kepemilikan saham PT Bara Adhipratama yang awalnya 60%
naik menjadi 75,2%. Selain perubahan kepemilikan saham,
juga terjadi perubahan susunan direksi dan komisaris. Susunan
direksi menjadi: Thomas Oloan Siregar sebagai direktur utama,
Edhy Supriyono dan Limas Madya Nusantara sebagai direktur.
Sedangkan susunan komisaris berubah menjadi: Harris Thahir
sebagai komisaris utama, Rianzi Julidar sebagai komisaris.
Keberadaan PT NTC juga terkait erat dengan Handini
Resources Limited, perusahaan berbasis di Perth, Australia.
Handini Resources Limited didirikan pada 9 Agustus 2004 dan
bergerak di bidang penambangan batubara. Anak perusahaannya
antara lain China Time International Limited, PT Tabang Mineral
Ventures, PT Bungo Raya Nusantara, PT Bara Adhipratama, dan
PT NTC.
44 Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik