Page 104 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 104

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 menempatkan  redistribusi  tanah  sebagai  bagian  dari  kerja-kerja   berikan kepada yang besar”, sedangkan yang kedua, “mengambil
 dalam kebijakan landreform.  dari yang besar untuk diberikan kepada yang kecil.”
 Sein  Lin  (1967)  menyatakan,  konsep  landreform  bervariasi   3)  Diantara model-model redistributive reform dapat dibedakan
 ditinjau  dari  negara,  budaya  dan  ideologi.  Dalam  pengertiannya   tiga  model  atas  dasar  kriteria  teknis,  yakni:  (a)  batas  luas
 yang  paling  sempit  landreform  hanya  berarti  redistrihusi  tanah,   maksimum  dan  minimum  ditetapkan,  (b)  batas  maksimum
 sedangkan  definisi  yang  paling  luas  meliputi  perbaikan  struktur   ditetapkan tetapi batas minimum diambangkan; dan (c) batas
 penguasa,  struktur  produksi  dan  struktur  pelayanan  pendukung.   maksimum dan minimum diambangkan.
 Menurut Gunawan Wiradi (2000) dalam Soetarto dan Shohibuddin   4)  Atas  dasar  besarnya  peran,  baik  dalam  hal  perencanaan
 (2004), istilah landreform, atau tepatnya redistributive landreform,   program  maupun  pelaksanaan,  dapat  dibedakan  dua  model,

 mengandung  pengertian  sebagai  penataan  kembali  sebaran   yaitu:  (a)  reform  by  grace  dimana  peran  pemerintah  sangat
 penguasaan tanah yang mencakup dua aspek, yaitu tenure reform   dominan,  dan  (b)  reform  by  leverage  dimana  rakyat  yang
 dan  tenancy  reform.  Aspek  pertama  yang  dimaksudkan  adalah   terorganisir melalui organisasi tani berperan sangat besar dan
 ‘redistribusi lahan’, yaitu mencakup pemecahan dan penggabungan   dijamin oleh undang-undang nasional.
 satuan-satuan usaha tani dan perubahan skala pemilikan. Sedang-
 kan tenancy reform berarti perbaikan dalam hal perjanjian sewa,   C.  Implementasi Kebijakan Redistribusi Tanah di
 bagi hasil, gadai dan sebagainya tanpa harus mengubah distribusi   Cipari

 pemilikan. Jadi, redistribusi tanah dari berbagai konsep tadi me-
 rupakan bagian dari kegiatan landreform yang dilakukan.  Makna  Reforma  Agraria  adalah  restrukturisasi  penggunaan,  pe-
 Berdasarkan  perbedaan-perbedaan  dalam  tujuan  landreform   manfaatan,  penguasaan,  dan  pemilikan  sumber-sumber  agraria,
 yang  dilaksanakan  tersebut  Wiradi  (2000)  dalam  Endriatmo   terutama tanah yang mampu menjamin keadilan dan keberlanjutan
 Soetarto dan Moh. Shohibuddin (2004) memetakan model-model   peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan makna tersebut RA me-
 pelaksanaan landreform ke dalam empat klasifikasi.  miliki tujuan: (1) menata kembali ketimpangan struktur penguasaan
               dan  penggunaan  tanah  kearah  yang  lebih  adil;  (2)  mengurangi
 1)  Berdasarkan ideologi ekonomi, terdapat tiga model yaitu model   kemiskinan; (3) menciptakan lapangan pekerjaan; (4) memperbaiki
 kapitalis,  model  sosialis,  dan  model  neo-popullis.  Perbedaan   akses-akses  rakyat  kepada  sumber-sumber  ekonomi  terutama
 tersebut dicirikan oleh strateginya yang menyangkut tiga unsur,   tanah; (5) mengurangi sengketa dan konflik pertanahan; (6) mem-
 yakni: (a) penguasaan tanah; (b) tenaga kerja; dan (c) tanggung   per baiki  dan  menjaga  kualitas  lingkungan  hidup;  dan  (7)
 jawab  pengambil  keputusan  atas  produksi,  akumulasi,  dan   meningkatkan  ketahanan  pangan.  Ketujuh  tujuan  kebijakan  ini
 investasi.    adalah  rasionalitas  untuk  mengatasi  persoalan  kemiskinan  dan
 2)  Berdasarkan  arah  transaksinya  dapat  dibedakan  dua  model   pengangguran. Akan tetapi, apakah tujuan-tujuan seperti itu juga
 reforma  agraria,  yaitu  collective  reform  dan  redistributive   rasional bagi implementor mengingat BPN sudah sejak lebih dari

 reform.  Yang  pertama,  ‘mengambil  dari  yang  kecil  untuk  di-  tiga puluh tahun didesain untuk melaksanakan pendaftaran tanah.




 102                                                                         103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109