Page 99 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 99

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

                Informan dipilih secara snow ball terhadap anggota masyarakat,                            pasal  2  TAP  MPR  RI  Nomor  IX/MPR/2001  dijelaskan  bahwa
            pegiat  dan  pejabat  pemerintah  yang  terlibat  dalam  pelaksanaan                          “Pembaruan agraria mencakup suatu proses yang berkesinambungan
            redistribusi tanah. Informan-informan ini secara persis mengetahui                            berkenaan  dengan  penataan  kembali  penguasaan,  pemilikan,
            dan dapat menjelaskan apa dan bagaimana pendapatnya tentang                                   penggunaan  dan  pemanfaatan  sumberdaya  agraria,  dilaksanakan
            hal-hal  yang  terkait  dengan  implementasi  kebijakan  redistribusi                         dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta
            tanah di Cipari Kabupaten Cilacap. Teknik pengumpulan informasi-                              keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia”.
            nya  menggunakan  teknik  wawancara  mendalam.  Dengan  model                                     Dalam  tataran  operasional  Reforma  Agraria  di  Indonesia  di-
            wawancara mendalam ini kedekatan antara pewawancara dengan                                    laksanakan  melalui  2  (dua)  langkah  yaitu:  (1)  Penataan  kembali
            yang diwawancarai dapat terbangun.                                                            sistem  politik  dan  hukum  pertanahan  berdsarkan  Pancasila,

                Berkaitan  dengan  analisis,  metode  kuantitatif  dan  kualitatif                        Undang-Undang  Dasar  1945  dan  Undang-Undang  Pokok  Agraria
            dilakukan  secara  sekaligus  untuk  mendapatkan  gambaran  secara                            (UUPA);  dan  (2)  Proses  Penyelenggaraan  landreform  Plus,  yaitu
            utuh tentang objek penelitian. Metode kualitatif digunakan dalam                              penataan aset tanah bagi masyarakat dan Penataan akses masyarakat
            interpretasi berkenaan dengan ide, gagasan dan tindakan informan                              terhadap sumber-sumber ekonomi dan politik yang memungkinkan
            dan aktor-aktor lokal yang berpengaruh terhadap pelaksanaan re-                               masyarakat untuk memanfaatkan tanahnya secara baik. Di dalam
            distribusi tanah.                                                                             penyelenggaraan landreform Plus diselenggarakan dua hal penting
                                                                                                          yaitu  Aset  Reform  dan  Akses  Reform.  Tujuan  landreform  plus
            B.  Landreform, Redistribusi Tanah dan Reforma                                                tersebut adalah untuk: (1) menciptakan sumber-sumber kesejahtera-

                Agraria                                                                                   an  masyarakat  yang  berbasis  agraria;  (2)  menata  kehidupan
                                                                                                          masyarakat yang lebih berkeadilan; (3) meningkatkan keberlanjutan
            Reforma  Agraria  atau  disingkat  RA  adalah  implementasi  dari
                                                                                                          sistem kemasyarakatan kebangsaan dan kenegaraan indonesia; dan
            mandat  Ketetapan  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  Republik
                                                                                                          (4)  meningkatkan  harmoni  sosial  dan  kemasyarakatan.  Dengan
            Indonesia  (TAP  MPR  RI),  Nomor  IX/MPR/2001  Tentang
                                                                                                          demikian akan diwujudkan pengurangan kemiskinan, penciptaan
            Pembaruan  Agraria  dan  Pengelolaan  Sumberdaya  Alam  dan
                                                                                                          lapangan  pekerjaan,  perbaikan  akses  kepada  sumber-sumber
            Keputusan  MPR  RI  Nomor  5/MPR/2003  tentang  Penugasan                                     ekonomi  tanah,  dan  penataan  ulang  struktur  penguasan  dan
            kepada  MPR-RI  untuk  Menyampaikan  Saran  atas  Laporan                                     pemilikan  tanah,  pengurangan  sengketa  dan  konflik,  perbaikan
            Pelaksanaan Keputusan MPR-RI oleh Presiden, DPR, BPK dan MA                                   kualitas  lingkungan  hidup  serta  peningkatan  ketahanan  pangan
            pada Sidang Tahunan MPR-RI Tahun 2003. Salah satu butir saran                                 dan energi masarakat.
            dimaksud  kepada  Presiden  Republik  Indonesia,  terkait  dengan                                 Prinsip-Prinsip Reforma Agraria: (1) memelihara dan memper-
            perlunya Penataan Struktur Penguasaan, Pemilikan, Pemanfaatan                                 tahankan  keutuhan  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia;  (2)
            dan Penggunaan Tanah. Reforma Agraria atau secara legal formal                                meng hormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia; (3) meng-

            disebut juga dengan Pembaruan Agraria adalah proses restruktur-                               hormati supremasi hukum dengan mengakomodasi keanekaragaman
            isasi  (penataan  ulang  susunan)  kepemilikan,  penguasaan,  dan                             dalam  unifikasi  hukum;  (4)  mensejahterakan  rakyat,  terutama
            penggunaan  sumber-sumber  agraria  (khususnya  tanah).  Dalam                                melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia; (5)


            98                                                                                                                                                           99
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104