Page 98 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 98

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 yang  terjadi,  situasi  medan  yang  dihadapi  oleh  sebuah  kebijakan   Di  sektor  pertanahan,  kebijakan  RA  atau  “Pembaharuan
 menjadi  sangat  rumit  dan  berat.  Ini  terjadi  karena  setiap  aktor   Agraria”  telah  berhasil  menjadi  agenda  pemerintah  pada  tahun
 kebijakan  memiliki  preferensi  atau  kepentingan  masing-masing.   2001 melalui TAP MPR IX/MPR/2001. Kebijakan ini berkeinginan
 Ini sudah integrated dalam diri aktor. Kepentingan inilah yang ikut   untuk  memperbaharui  struktur  agraria  yang  timpang.  Substansi
 membentuk persepsi karena yang ada dalam diri individu, pikiran,   kebijakan  ini  adalah  ‘mengambil  dari  yang  luas  untuk  dibagi-
 perasaan,  pengalaman-pengalaman  individu  akan  ikut  aktif  ber-  bagikan kepada yang sedikit’. Empat tahun kemudian kebijakan ini
 pengaruh dalam proses persepsi. Karena perbedaan inilah, menurut   menjadi janji pasangan Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kalla yang
 Pratikno (2007), saat ini negara tidak lagi menjadi dominator dalam   mencantumkan kebijakan tersebut dalam dokumen resmi Rencana
 proses  kebijakan  tetapi  negara  harus  menjadi  akomodator  dan   Pembangunan  Jangka  Menengah  2005-2010  (Perpres  Nomor  7

 negosiator atas berbagai macam kepentingan.  Tahun 2005) dan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
 Kemudian,  bagaiman  persepsi  aktor  dalam  implementasi   Panjang  Nasional  2005-2025  (Undang-Undang  Nomor  17  Tahun
 kebijakan? Pertama, sebagaimana dikatakan oleh Winarno (2011),   2007). Sampai disini, tahap formulasi kebijakan RA sudah selesai.
 bahwa  yang  dinamakan  aktor-aktor  juga  ada  dalam  proses   Proses  negosiasi  antar  aktor  sudah  selesai.  Dalam  konteks  ini,
 implemen tasi  kebijakan.  Ia  berperan  serta  menstimulus  output   kebijakan  reforma  agraria  yang  dijalankan  di  Cipari  Kabupaten
 formulasi kebijakan menjadi program yang lebih operasional. Jika   Cilacap merupakan hasil negosiasi antar aktor lokal yang terlibat
 aktornya beragam, substansi kebijakan berpotensi distimulus, di-  langsung  dalam  redistribusi  tanah  eks  perkebunan  HGU  PT.

 organisasi, dan diinterpretasikan secara berbeda oleh setiap aktor.   Rumpun  Sari  Antan.  Dalam  hal  ini  redistribusi  tanah  tersebut
 Perbedaan yang terjadi dapat sejalan dengan substansi kebijakan   disebut-sebut sebagai reforma agraria terbesar pasca era reformasi.
 hasil  formulasi,  sejalah  tetapi  dengan  sedikit  pergeseran,  atau   Permasalahan  dalam  penelitian  ini  dibatasi  pada  kebijakan
 bahkan bertolakbelakang. Kedua, dikatakan oleh Purwanto (2012)   reforma  agraria  di  Cipari  Kabupaten  Cilacap,  yang  implementasi
 bahwa dalam proses implementasi ‘siapa melakukan apa dan men-  kebijakannya  dimaknai  sebagai  redistribusi  tanah.  Dalam  hal  ini
 dapat apa’ adalah satu hal yang perlu diperhatikan. Unsur politik   penelitian ini bertujuan: (1) memetakan aktor-aktor yang terlibat
 dalam  implementasi  kebijakan  juga  menjadi  hal  lain  yang  dapat   dalam  implementasi  redistribusi  tanah;  (2)  mengetahui  persepsi
 berpengaruh  kepada  persepsi.  Masih  menurut  Purwanto  (2012),   masing-masing aktor; (3) mengetahui strategi masing-masing aktor
 dalam ranah implementasi kebijakan, ada aktor yang sangat ber-  dalam merespon pelaksanaan redistribusi di daerah penelitian.

 pengaruh,  yang  dikenal  dengan  birokrat  garda  depan.  Ia  sangat   Metode dalam penelitian ini ditekankan pada objek, populasi
 berpengaruh  karena  memiliki  sumber  daya  yang  besar  (dana,   dan  analisis  datanya.  Berkaitan  dengan  objek  penelitian,  metode
 kompe tensi,  informasi)  dan  satu  kemampuan  unik  yakni   historis digunakan untuk menganalisis fenomena dalam pelaksana-
 kemampuan menjembatani. Ulasan ini ingin mengatakan bahwa di   an redistribusi aset. Bagaimana proses yang terjadi dan siapa yang
 samping  latar  belakang  aktor,  dalam  implementasi,  faktor  yang   terlibat  di  dalamnya,  dalam  rentang  waktu  tertentu  (interpretasi
 akan  berpengaruh  adalah  keberadaan  aktor  yang  betul-betul  di-  horisontal)  maupun  latarbelakang  keterlibatannya  (interpretasi
 ciptakan  untuk  mengatasi  satu  persoalan  tertentu  di  masyarakat   vertikal) menjadi fokus dalam analisis dengan metode historis ini.

 dan ‘powerfull’.

 96                                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103