Page 101 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 101

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            mengembangkan demokrasi, kepatuhan hukum, transparansi dan                                    dengan sumberdaya agraria yang timbul selama ini sekaligus dapat
            optimalisasi  partisipasi  rakyat;  (6)  mewujudkan  keadilan  dalam                          mengantisipasi potensi konflik dimasa mendatang guna menjamin
            penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan, dan pemelihara-                               terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-
            an  sumberdaya  agraria  dan  sumberdaya  alam;  (7)  memelihara                              prinsip  Reforma  Agraria;  (5)  Memperkuat  kelembagaan  dan  ke-
            keberlanjutan  yang  dapat  memberi  manfaat  yang  optimal,  baik                            wenangan nya dalam rangka mengemban pelaksanaan pembaruan
            untuk  generasi  sekarang  maupun  generasi  mendatang,  dengan                               agraria dan menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan
            tetap memperhatikan daya tampung dan dukung lingkungan; (8)                                   sumberdaya agraria yang terjadi; dan (6) Mengupayakan pem biaya-
            melaksanakan fungsi sosial, kelestarian, dan fungsi ekologis sesuai                           an dalam melaksanakan program pembaruan agraria dan penye-
            dengan  kondisi  sosial  budaya  setempat;  (9)  meningkatkan  keter-                         lesaian  konflik-konflik  sumberdaya  agraria  yang  terjadi  (Sekilas

            paduan dan koordinasi antarsektor pembangunan dalam pelaksana-                                Reforma Agraria, bpn.go.id.)
            an  pembaruan  agraria  dan  pengelolaan  sumberdaya  alam;  (10)                                 Tanah  merupakan  komponen  dasar  dalam  reforma  agraria,
            mengakui  dan  menghormati  hak  masyarakat  hukum  adat  dan                                 maka pada dasarnya tanah yang ditetapkan sebagai objek reforma
            keragaman budaya bangsa atas sumberdaya agraria dan sumberdaya                                agraria  adalah  tanah-tanah  negara  dari  berbagai  sumber  yang
            alam; (11) mengupayakan keseimbangan hak dan kewajiban negara,                                menurut peraturan perundang-undangan dapat dijadikan sebagai
            pemerintah (pusat, daerah provinsi, kabupaten/kota, dan desa atau                             objek reforma agraria. Karenanya kegiatan penyediaan tanah me-
            yang  setingkat),  masyarakat  dan  individu;  (12)  melaksanakan                             rupakan langkah strategis bagi keberhasilan reforma agraria. Salah

            desentralisasi berupa pembagian kewenangan di tingkat nasional,                               satu  contoh  sumber  tanah  objek  reforma  agraria  adalah  tanah
            daerah  provinsi,  kabupaten/kota,  dan  desa  atau  yang  setingkat,                         terlantar.  Menurut  Pasal  9  PP  Nomor  11  Tahun  2010  tentang
            ber kaitan dengan alokasi dan manajemen sumberdaya agraria dan                                Penertiban  dan  Pendayagunaan  Tanah  Terlantar,  tanah  terlantar
            sumberdaya alam.                                                                              yang sudah ditetapkan menjadi tanah negara akan menjadi salah
                Dengan prinsip seperti itu, kebijakan RA diarahkan untuk: (1)                             satu objek reforma agraria. Sementara, subjek RA adalah penduduk
            Melakukan  pengkajian  ulang  terhadap  berbagai  peraturan  per-                             miskin  di  perdesaan  baik  petani,  nelayan  maupun  non-petani/
            undang-undangan  yang  berkaitan  dengan  agraria  dalam  rangka                              nelayan.  Penduduk  miskin  dalam  kategori  ini  dapat  dimulai  dari
            sinkronisasi  kebijakan  antarsektor  demi  terwujudnya  peraturan                            yang di dalam lokasi ataupun yang terdekat dengan lokasi. Dalam
            perundang-undangan  yang  didasarkan  pada  prinsip-prinsip                                   konteks ini agenda RA dalam implementasinya dimaknai sebagai

            Reforma Agraria; (2) Melaksanakan penataan kembali penguasaan,                                redistribusi tanah.
            pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (landreform) yang                                     Secara  harfiah,  kata  redistribusi  berarti  mendistribusikan
            berkeadilan  dengan  memperhatikan  kepemilikan  tanah  untuk                                 kembali. Sesuatu yang sudah terdistribusi kemudian didistribusikan
            rakyat,  baik  tanah  pertanian  maupun  tanah  perkotaan;  (3)                               kembali. Jika digabungkan dengan kata tanah, ia menjadi satu frase
            Menyelenggarakan  pendataan  pertanahan  melalui  inventarisasi                               yang berarti mendistribusikan kembali bidang-bidang tanah yang
            dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan                              sudah terdistribusi. Untuk selanjutnya, konsepsi redistribusi akan
            tanah secara komprehensif dan sistematis dalam rangka pelaksanaan                             dibahas melalui konsepsi landreform karena para ahli di bidang ini

            landreform;  (4)  Menyelesaikan  konflik-konflik  yang  berkenaan

            100                                                                                                                                                         101
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106