Page 284 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 284

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 sebagai  sumber  “informasi  nilai  pasar  tanah”  adalah  berbasis   Sebagai akibat dari sikap tersebut, maka para Kantor Pertanahan
 bentang lahan (tanah). Hal ini tentu mengundang pertanyaan bagi   masih menggunakan NJOP atau nilai transaksi yang tertera dalam
 semua  pihak  yang  berkaitan  dengan  kegiatan  ini,  termasuk  pe-  akta jual beli atau akta peralihan hak atas tanah lainnya yang di-
 mohon, PPAT, dan para pejabat Kantor Pertanahan yang berkaitan.   keluarkan  oleh  PPAT  sebagai  dasar  menjalankan  PNBP  layanan
 Pertanyaan dari pemohon berkaitan dengan adanya ketidaksesuaian   pertanahan yang  berkaitan dengan  nilai tanah. Oleh  karena nilai
 antara “nilai pasar tanah” dalam Peta ZNT dan “nilai pasar tanah”   tanah dalam  kedua sumber nilai tanah yang disebut terakhir ini
 senyatanya  di  lapangan,  terutama  bagi  mereka  yang  “nilai  pasar   jauh lebih rendah (1/3-1/6 kali) daripada nilai pasar yang tertera
 tanah” senyatanya lebih rendah daripada “nilai pasar tanah” dalam   dalam Peta ZNT, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya “income
 Peta ZNT (Sudirman et al. (2012). Pertanyaan dari PPAT berupa   opportunity  loss”  dari  PNBP.  Oleh  karena  itu,  perlu  dilakukan

 ketidakpastian  penyelesaian  layanan  kepada  customer  karena   valuasi ekonomi untuk mengetahui besarnya “income opportunity
 masih  diperlukan  pelacakan  “nilai  pasar  tanah”  dari  Kantor   loss” dari PNBP sebagai akibat dari belum dimanfaatkannya Peta
 Pertanahan yang memerlukan waktu yang tidak pasti sebagai dasar   ZNT  sebagai  dasar  pengenaan  tarif  PNBP  layanan  pendaftaran
 penghitungan BPHTB dan PPH (Sudirman et al., 2012). Pihak PPAT   peralihan hak atas tanah.
 juga  harus  membuatkan  sketsa  letak  bidang  tanah  secara  spasial   Kantor  Pertanahan  Kabupaten  Kediri  merupakan  salah  satu
 agar dapat dilacak dan dikenali di Citra Satelit Ikonos atau Quickbird   Kantor Pertanahan Tipe A di Provinsi Jawa Timur yang memiliki
 dan Peta ZNT (Sudirman et al., 2012). Pertanyaan bagi pejabat di   volume layanan pertanahan yang sangat besar. Berdasarkan hasil

 Kantor Pertanahan Ka./Kota terutama Kepala Sub Seksi Tematik   komunikasi  pribadi  dengan  Kepala  Bagian  Tata  Usaha  Kantor
 adalah  berkaitan  dengan  tugas  tambahannya  untuk  melaukan   Pertanahan ini diperoleh informasi bahwa rata-rata besar layanan
 penelusuran “nilai pasar tanah” dari Peta ZNT yang tidak berbasis   pendaftaran  peralihan  hak  atas  tanah  di  Kantor  Pertanahan  ini
 bentang sehingga cukup merepotkan. Oleh karena itu, diperlukan   men capai  kurang  lebih  20.000  permohonan  setiap  tahun.  Oleh
 sistem  pemetaan  ZNT  yang  berbasis  bidang-bidang  tanah  dan   karena itu, Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri diharapkan dapat
 aplikasi nya untuk layanan PNBP layanan pertanahan tersebut.  menjadi  representasi  dari  Kantor-kantor  Pertanahan  lainnya  di
 Dalam menindaklanjuti perintah dari Direktorat SPT tersebut,   Provinsi  Jawa  Timur  terutama  dalam  kaitannya  dengan  kajian
 di kebanyakan Kantor Pertanahan di Provinsi Jawa Tengah, Peta   tentang  “income  opportunity  loss”  PNBP  layanan  pendaftaran
 ZNT telah dimanfaatkan sebagai sumber informasi nilai pasar tanah   peralihan hak atas tanah.

 dan sebagai dasar pengenaan PNBP pelayanan pertanahan (PP 13   Tujuan dalam tulisan ini adalah mengestimasi besarnya potensi
 Tahun 2010 pasal 16 dan 17), sehingga hal ini mampu mendongkrak   kehilangan  pendapatan  (income  opportunity  loss)  PNBP  dari
 penerimaan  Negara  Bukan  Pajak  (PNBP)  layanan  pertanahan,   layanan pendaftaran peralihan hak atas tanah, di Kantor Pertanahan
 khususnya  pendaftaran  tanah  (Sudirman  et  al.,  2012).  Namun   Kabupaten Kediri sebagai salah satu Kantor Pertanahan bertipe A
 demikian, hal sebaliknya terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu bahwa   di  Provinsi  Jawa  Timur.  Metode  utama  yang  digunakan  dalam
 pada  umumnya  peta  ini  belum  dimanfaatkan  untuk  kepentingan   penelitian ini adalah: (a) metode survei jika dikaitkan dengan obyek
 yang sama di Kantor-kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Jawa   penelitiannya,  (b)  metode  sampling  jika  dikaitkan  dengan

 Timur (Sudirman, et al., 2013).

 282                                                                         283
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289