Page 44 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 44

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 E.  Kesimpulan    RTRW Pulau Bitung serta pengelolaan pertanahannya. Begitu
                   juga  ketika  pemerintah  menetapkan  alokasi  300  ha  bagi
 Sejarah   klaim  penguasaan   tanah   yang  telah ada bertahun-tahun   keluarga Xaverius Dotulong dalam SK Mendagri No. 170 Tahun
 yang  lalu  membawa  kesulitan  tersendiri  untuk  dapat  dipastikan   1984 merupakan suatu bentuk ganti rugi dan penghargaan yang
 kebenarannya. Penelusuran sejarah yang telah diupayakan masih   diberikan kepada bekas pemilik ketika tanah ini beralih kepada

 memerlukan  pembuktian  yang  nyata  dan  kuat  kebenarannya.   negara. Oleh karenanya dalam rangka penataan pertanahannya,
 Berdasarkan berbagai macam fakta yang ada di lapangan diperkuat   ada beberapa opsi yang bisa dilakukan:
 dengan  dokumen  yang  ada,  dapat  disimpulkan  bahwa  Pulau
 Lembeh  telah  ada  sejak  jaman  dahulu  kala  dengan  dihuni  oleh   1)   Mengadakan  inventarisasi  atas  semua  hak  atas  tanah
 masyarakat  dari  Suku  Bangsa  Sangir  Talaud,  Ternate,  Tidore,   maupun penguasaan tanah yang ada di Pulau Lembeh. Hal
 Loloda, dan Gorontalo. Kedatangan Belanda di nusantara dengan   ini  penting  untuk  mengetahui  penguasaan  tanah  dan
 tekad  menguasai  setiap  jengkal  wilayah  Indonesia,  menerapkan   persebarannya di Pulau Lembeh.
 politik delegasi kewenangan kepada orang pribumi yang dianggap   2)   Melaksanakan  pengaturan  ulang  atas  penataan  pulau
 mendukung  pemerintahan  untuk  menguasai  dan  bekerja  bagi   lembeh yang selama ini diatur menurut SK Mendagri. Yaitu

 kepentingan  Belanda.  Hal  ini  juga  terlihat  pada  kepercayaan   khususnya mengenai perubahan peruntukan tanahnya. Hal
 Belanda kepada Xaverius Dotulong untuk menjaga dan menguasai   ini karena disamping tidak jelas posisinya juga sudah tidak
 Pulau Lembeh. Model  polittik semacam ini sering kita jumpai di   sesuai  dengan  keadaan  riil  di  lapangan.  Sehingga  perlu
 hampir  seluruh  wilayah  Indonesia,  yaitu  dengan  memunculkan   dilakukan penyesuaian dan penataan ulang dengan mem-
 raja-raja  kecil  atau  tuan  tanah  yang  bekerja  untuk  Belanda.   per hatikan kepentingan masyarakat dan pembangunan.
 Kepercayaan  yang  besar  dari  Belanda  ini  melahirkan  pengakuan   3)   Melaksanakan  pelayanan  pertanahan  melalui  pemberian
 otentik  dalam  bentuk  penyerahan  Pulau  Lembeh  di  bawah   hak  atas  tanah  bagi  masyarakat  dengan  memperhatikan

 kepemilikan Xaverius Dotulong, meskipun yang bersangkutan tidak   alas hak yang dimiliki dan disesuaikan dengan kebutuhan
 secara fisik menguasai/ berada di wilayah Pulau Lembeh.  RTRW  dan  pembangunan.  Keberadaan  masyarakat  yang
 Hasil penelusuran dan analisa mengenai asal muasal tanah di   telah ada dan mendiami wilayah tersebut untuk waktu yang
 Pulau  Lembeh  yang  dilakukan  di  awal  pembahasan,  akan   lama  mendapatkan  prioritas  perhatian  dari  pemerintah
 menimbulkan beberapa konsekuensi  yang berbeda:  sebagaimana  ketentuan  Pasal  35  Peraturan  Daerah  Kota
                       Bitungnomor    22    Tahun  2013  Tentang  Rencana  Zonasi

 a.  Jika    Pulau  Lembeh  termasuk  dalam  tanah  partikelir  maka   Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Kota Bitung Tahun
 berlaku  UU  No.  1  Tahun  1958  tentang  penghapusan  tanah   2013  –  2033.  Artinya,  RTRW  yang  ada  harus  sedapat
 partikelir. Artinya tanah ini kemudian beralih menjadi tanah   mungkin  melindungi  masyarakat  sebagai  subyek  pem-
 negara. Sehingga HMN berperan dalam mengatur penguasaan   bangunan  dan  bukan  hanya  obyek  penderita  kebijakan
 dan pengelolaan Pulau Lembeh. Oleh karenanya menjadi sangat   pemerintah.  Penataan  pertanahan  ini  dilakukan  melalui
 wajar  jika  kemudian  Pemerintah  Kota  Bitung  menetapkan   pendaftaran tanah pertama kali melalui program-program



 42                                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49