Page 169 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 169
berbagai wilayah memperlihatkan variasi yang cenderung individualistik,
sekalipun di beberapa desa masih memperlihatkan karakter komunal.
Sementara itu, kekayaan alam mineral yang ada di perut bumi yang dapat
ditambang antara lain seperti emas dan nikel serta hasil, ataupun kekayaan
alam berupa air di bawah tanah, dan kekayaan alam berupa energi, seluruhnya
berada dalam wilayah ulayat. Di atas wilayah ulayat ini terdapat kesatuan
aktivitas dari masyarakat. Kesatuan aktivitas di bidang ekonomi, sosial,
budaya bahkan politik, dan tempat pemukiman di dalam wilayah ulayat pada
hakekatnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang diwariskan oleh leluhur
masyarakat hukum adat setempat, warisan mana mencirikan perbedaan-
perbedaan yang dipengaruhi oleh sistem pemerintahan sebelumnya, seperti
kesultanan, dan juga perbedaan ciri penguasaan dan pemanfaatan lahan di
antara lingkup-lingkup masyarakat.
C. Hak Masyarakat Hukum Adat atas Tanah Dalam Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum
Hak menguasai tanah oleh negara di Indonesia termuat dalam Pasal 33 ayat (3)
UUD 1945 yang berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Sebelum amandemen UUD 1945, Pasal 33 ayat (3)
tersebut dijelaskan dalam penjelasan Pasal 33 alinea 4 yang berbunyi : Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Penjelasan otentik tentang pengertian bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya (disebut sumber daya alarn selanjutnya disingkat
SDA) dikuasai oleh negara, termuat dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
1960 tentang “Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria” atau lebih terkenal
dengan nama “Undang-Undang Pokok Agraria” selanjutnya disingkat
UUPA mulai berlaku pada tanggal 24 September 1960. Pasal 2 UUPA yang
merupakan aturan pelaksanaan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, menjelaskan
pengertian hak menguasai SDA oleh negara.
Sesuai dengan Penjelasan Umum II/2 UUPA, perkataan “dikuasai”
152