Page 165 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 165

perkembangan zaman; (3) tidak bertentangan dengan kepentingan nasional;
                                                           176
            dan (4) harus dikukuhkan dengan peraturan daerah . Kepemilikan dan
            wewenang mengelola sumberdaya alam berada dalam tangan pemerintah,
            swasta maupun masyarakat lokal. Sebagai contoh atas hutan dikenal adanya
            hutan negara, hutan milik dan juga hutan masyarakat termaksud hutan
            adat. Sekalipun Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tidak mengedepankan
            hutan masyarakat termaksud hutan adat sebagai kategori tersendiri, akan
            tetapi pengakuan  akan  adanya  hutan masyarakat  merupakan  syarat  bagi
            pengembangan perekonomian rakyat. Contoh lainnya adalah pengelolaan
            atas pesisir dan laut. Kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang
            No 22 Tahun1999 tentang Pemerintah daerah (Undang-Undang tersebut
            telah dicabut dengan Undang-Undang Nomor 23  Tahun 2014  Tentang
            Pemerintahan daerah), Kepala Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota
            maupun sampai di desa, merupakan peluang yang baik kepada masing-masing
            pemerintah setempat untuk mengelola sumber daya alam pesisir yang ada.
            Bahkan untuk wilayah-wilayah kepulauan, baik provinsi kepulauan maupun
            kabupaten kepulauan, kewenangan akan dapat dilakukan juga di atas wilayah
            laut yang berada di antara pulau-pulau. 177

                Sebagai contoh walaupun budidaya rumput laut yang dilakukan oleh
            masyarakat nelayan pesisr. Begitu juga dengan pembuatan derah perlindungan
            laut (semacam  Marine Proctection Area ataupun wilayah yang disebut
            sanctuary), begitu juga usaha budidaya rumput laut, pembuatan daerah
            perlindungan laut, dan sebagainya belum dapat dikatakan sebagai kegiatan
            tradisional.  Walaupun dikenal bahwa di beberapa negara dikenal dengan
            nama sasi (di Maluku Tenggara dan Maluku Tengah), dan mane’s (di Talaud)
            maupun eha (di sangir) yang bersifat tradisional, kegiatan menyelenggarakan
            daerah perlindungan laut dan sebagainya. Di Kalimantan dijumpai hutan



                176   Rikardo Simarmata, “Menyongsong Berakhirnya Abad Masyarakat Adat; Resistensi
            Pengakuan Bersyarat” Makalah Program Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis
            Masyarakat dan Ekologis (HuMA), Jakarta, 2007.
                177   Hal ini penting jika batas wilayah ditentukan berdasarkan sistem penarikan garis
            pangkal kepulauan sebagaimana dimaksudkan UU Nomor 6 Tahun 1996 tentang perairan
            Indonesia.  Walaupun diakui bahwa dikenal pula sistem penarikan garis pangkal normal
            maupun sistem penarikan garis lurus dari ujung ke ujung (straight base line from point to point).


                                           148
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170