Page 222 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 222

204
                ganti rugi dengan harga Rp.8.000/m2. Menurut Kristofer Arbaben ,
                masyarakat tidak menolak perusahaan untuk melakukan pengambilan
                tanah mereka, namun pemberian ganti rugi harus dilakukan secara layak:

                     “Pada prinsipnya masyarakat setuju untuk dilakukan pembebasan
                     lahan warga oleh PT. WBN sebagai wilayah pertambang. Namun
                     dalam hal penetapan harga tanah sebesar 8000/meter, belum
                     seluruhnya pemilik tanah menerima kesepakatan tersebut.
                     Kalaupun selama ini ada opini bahwa telah disetujui oleh seluruh
                     warga, itu hanya kesimpulan dilakukan oleh oknum-oknum
                     tertentu yang mengatasnamakan warga pemilik  tanah. Proses
                     pengukuran yang dilaksanakan  oleh  perwakilan  masyarakat,
                     WBN dan BPN sesuai kesepakatan akan diumumkan guna
                     mendapat koreksi atau masukan dari warga masyarakat, namun
                     setelah pengukuran tidak pernah dilakukan dan bahkan tanpa
                     sepengetahuan warga masyarakat, pihak BPN telah mengeluarkan
                     daftar nama pemilik dan luas tanah. Terhadap cara kerja tersebut,
                     menimbulkan keberatan oleh sebagian warga masyarakat, karena
                     data tersebut diduga terdapat nama fiktif dan luas tanah warga tidak
                     sesuai dengan kenyataan di lapangan. Pembayaran yang dilakukan
                     oleh PT. WBN tidak sesuai dengan daftar tanah yang dikeluarkan
                     oleh BPN, karena terindikasi ada orang yang tidak memiliki tanah
                     (dalam daftaran BPN) akan tetapi memperoleh pembayaran panjar
                     yang dilakukan oleh PT. WBN. Dengan demikian, 66 KK pemilik
                     lahan meminta untuk dilakukan ganti rugi lahan dengan harga Rp.
                     50.000/m .”
                              2 205
                     Menurut data  dari PT. WBN, proses pembebasan lahan  untuk
                pembangunan industri telah dilakukan oleh perusahaan dan berdasarkan
                                                                             2
                kesepakatan dengan pemilik tanah dengan harga sebesar Rp.8.000/m .
                Namun terdapat 66 KK yang tidak menerima ganti harga tersebut
                dengan menawarkan harga baru di luar kesepakatan sebesar Rp. 50.000/
                  2
                m . Berdasarkan data pembebasan lahan PT. WBN tahun 2012, Jumlah
                lahan yang telah dibebaskan, sebanyak 485 terdiri dari tahap I Karkar
                sebanyak 158, tahap II Tanjung uli 94, tahap III Nuspera 135, tahap IV



                204   Perwakilan masyarakat 66 KK Desa Lelilef Sawai dan Desa Gemaf.
                205   Wawancara, pada tanggal 29 April 2018.

                                           205
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227