Page 227 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 227

tanah ulayat atas wilayah usaha pertambangan Tuguraci tidak memiliki
                alas hak yang kuat, sengketa tersebut akan terus terjadi pada setiap
                generasi, sehingga akan menghambat produksi perusahaan. Penyelesaian
                secara  litigasi merupakan mekanisme penyelesaian  sengketa yang
                mengedepankan prinsip win lose solution dimana persengketaan yang
                terjadi akan diakhiri dengan kepastian pihak yang menang dan kalah.
                Jalur litigasi untuk sengketa tanah saat ini disarankan oleh banyak ahli
                melalui pembentukan penga-dilan land reform/pengadilan pertanahan
                dalam lingkup peradilan umum/lembaga perta-nahan yang merupakan
                sebuah lembaga yang khusus menangani kasus-kasus sengketa yang
                muncul akibat pelaksanaan suatu program masif berhubungan dengan
                tanah sebagai manifestasi sebuah pengadilan yang berwatak khusus
                dengan misi yang khusus merupakan langkah efektif dalam proses
                pencapaian keadilan dan kepastian hukum.

                     Namun upaya ini memerlukan kajian dan pertimbangan
                mendalam, cermat dan hati-hati dalam mempersiapkan kelembagaan,
                sumber daya, maupun prosedurnya. Jalur non-litigasi sebagai bagian dari
                mekanisme penyelesaian sengketa yang dipilih/ditempuh oleh warga
                masyarakat/perusahaan didasarkan pada adanya dukungan pemerintah
                desa dan/atau pemerintah daerah, pengetahuan masyarakat yang rendah
                serta modal.
                     Bentuk  penyelesaian  konflik  pertanahan  di  Maluku  Utara yang
                ditempuh, secara kuantitatif didominasi oleh penyelesaian non litigasi/
                ADR. Hal ini terlihat dari tahapan penyelesaian yang dilakukan oleh
                para pihak yang bersengketa, yakni mediasi (mediation) dan negosiasi
                (negotiation). Hal ini dilatarbelakangi pandangan bahwa pada situasi
                konflik tidak hanya melibatkan perusahan dan/atau pemerintah, akan
                tetapi juga melibatkan warga masyarakat lainnya yang masih memiliki
                hubungan kekerabatan. Oleh karena itu, penyelesaian yang dilakukan
                bertujuan untuk mengembalikan keteraturan hubungan sosial dan
                keseimbangan magis di dalam masyarakat dengan penyelesaian yang
                lebih menguntungkan masing-masing pihak.





                                           210
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232