Page 295 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 295

Mobilisasi yang Lamban

               mendasar adalah bahwa jaringan-jaringan transnasional –
               tak peduli seprogresif atau sealternatif apapun – tidak persis
               sama. Seperti sistem dunia secara umum, jaringan-jaringan
               tersebut dibuat rumit oleh ketidakmerataan dan perbedaan
               kekuasaan. Pada saat yang sama, para aktor dalam jaringan
               atau gerakan transnasional itu berada pada alur historis
               yang cukup berbeda, tak peduli dunia menyeru “petani”,
               “kaum tak bertanah” atau “pekerja” untuk solidaritas.
               Argumen kedua kami adalah bahwa karena terdapat
               spesifikasi historis, studi jaringan transnasional perlu
               ditempatkan dalam skala yang berlapis, baik dengan cara
               “diglobalkan” maupun “dilokalkan”. Di kedua tingkatan
               ini, kami berpendapat bahwa moral ekonomi produksi dan
               reproduksi sosial itu penting, demikian juga dengan sifat
               setiap tempat di mana jaringan transnasional meraih ke
               atas dan menyentuh ke bawah. Ketiga, dan yang terakhir,
               menurut kami analisis transnasional kritis semacam ini
               membutuhkan metode yang cukup spesifik. Studi berbagai
               sejarah di masa kini pada setiap tingkatan membutuhkan
               etnografi kritis (Hart 2003, 2004) yang peka terhadap sifat
               intim hubungan sosial dan, seperti yang disebut oleh Philip
               McMichael (1990) sebagai “perbandingan yang diga-
               bungkan”, di mana kasus-kasus dibandingkan perbedaan
               dan kesamaannya serta hubungan antar kasusnya. Metode-
               metode tersebut mengoperasionalisasi teori Gerschenkron
               tentang pembangunan yang lamban, atau dalam kasus
               gerakan tani sosial, mobilisasi yang lamban. Pemahaman
               terhadap mekanisme yang tepat di mana jaringan nasional
               menjadi “pelaku mobilisasi cepat”  versus “pelaku
               mobilisasi yang lamban” membutuhkan perhatian
               etnografis yang lebih banyak pada jaringan itu sendiri
               daripada yang telah kami lakukan dalam penelitian kami.
               Lagi-lagi, kami ingin menekankan bahwa mobilisasi yang
               lamban tidak begitu saja dinilai merugi sebelum dianalisa.



                                                                  281
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300