Page 291 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 291

Mobilisasi yang Lamban

               wilayah-wilayah pedesaan” (Sihlongonyane 2005, dikutip
               dalam Rosa 2007, 4). LPM bergantung pada NLC
               khususnya untuk dukungan secara finansial dan organi-
               sasional. Andile Mngxitama dari NLC berpendapat hal
               yang tidak diungkapkan dalam hubungan-hubungan ini
               adalah gagasan bahwa “tanpa lembaga donor tidak ada
               kemungkinan untuk terjadinya perjuangan” (2005, 41).
               Demikian juga para intelektual kelas tengah yang bekerja
               dengan gerakan melalui hubungan dari masyarakat sipil
               membentuk “imej gerakan” melalui sumberdaya dan
               koneksi nasional dan internasional yang mereka miliki
               (Greenberg 2004b, 25).
                    Ricardo beranggapan bahwa NLC adalah penye-
               lenggara yang secara institusi mempunyai konflik bagi
               LPM. Kepemimpinan NLC tidak menyepakati bagaimana
               melakukan pendekatan terbaik dengan pendirian politik
               dan ekonomi yang dijalankan pemerintah setelah 1994.
               Greenberg (2004b) menggambarkan konflik ini sebagai
               perpecahan antara faksi antagonis dalam NLC, yaitu
               mereka yang memandang redistribusi melalui okupasi
               massa sebagai metode terbaik untuk memperoleh akses
               terhadap tanah, dengan faksi yang mendukung kesepakatan
               kritis dengan pemerintah. Andile Mngxitama (2005), yang
               bekerja dengan Ricardo di NLC, menjelaskan perdebatan
               dalam komite ini sebagai perjuangan antara kaum kesejah-
               teraan-reformis dengan kaum aksi massa, terutama me-
               ngenai isu okupasi tanah dan sikap terhadap pemerintah
               baru. Ketegangan-ketegangan internal di dalam NLC ini
               kemudian ditularkan pada LPM. Ricardo menghubungkan
               perpecahan NLC pada benturan ide dan ideologi serta
               sengketa mengenai perbedaan pendapat dan hubungan
               dengan pemerintah.
                    Ketika faksi-faksi dalam LPM mengajukan strategi-
               strategi yang semakin radikal (seperti okupasi tanah) yang
               menentang pemerintah daripada bergiat di dalam kerangka


                                                                  277
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296