Page 289 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 289
Mobilisasi yang Lamban
kamu berbicara? Mana orang-orang yang kamu wakili?”’
(Wawancara).
Strategi yang Tak Berhasil: Otonomi Politik
Mungkin perbedaan yang paling penting antara MST
dan LPM adalah kemampuan setiap gerakan untuk
mempertahankan otonominya baik dari negara maupun
elemen-elemen masyarakat sipil yang terorganisir. Di Bra-
zil, MST bersikukuh menggarap kemerdekaannya,
menggunakan berbagai sumberdaya dari pemerintah Bra-
zil dan Gereja Katolik namun tidak pernah menyerahkan
kemerdekaannya untuk dipertukarkan dengan dana.
Sedangkan di Afrika Selatan, LPM sangat bergantung pada
organisasi-organisasi masyarakat sipil sejak awal. Ketika
hubungan gerakan dengan organisasi-organisasi ini menjadi
pahit dan pendanaan menjadi lebih sulit, LPM hanya
memiliki sedikit sumberdaya sendiri untuk digunakan.
Di masa awal pasca-Apartheid, organisasi-organisasi
masyarakat sipil seperti NLC merupakan organisasi kunci
secara politis. Hubungan antara negara dan masyarakat sipil
– yang dimediasi melalui organisasi-organisasi semacam
ini – beralih dari “oposisi dan konflik” menjadi “rekanan
dan kerjasama” (Greenberg 2004a; Alexander 2004;
Greenstein 2003). Pemerintah baru mendanai ornop-ornop
untuk mengimplementasikan proyek-proyek pembangunan
yang sesuai dengan visi pemerintah menuju Afrika Selatan
baru. Hubungan semacam ini seringkali membuat ornop-
ornop sulit untuk secara terbuka mengkritisi atau menen-
tang pemerintah (Alexander 2004): banyak organisasi
dipaksa memprofesionalisasi anggota-anggota staff mereka
agar secara aktif mewujudkan proyek-proyek dan aktivitas-
aktivitas yang diprioritaskan oleh organisasi-organisasi
donor dan pemerintah (Greenberg 2004a, 25).
275